JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA...
I LOVE U
SELAMAT MEMBACA
°°°☁️°°°
Pukul 04.57, sore hari. Awan sedang duduk dibangku taman kota sambil menata bunga-bunga miliknya. Alhamdulillah hari ini hasilnya lumayan, masih ada sisa tiga bucket yang belum terjual. Tapi uang yang ia dapatkan sudah cukup banyak kok.
Awan menghitung hasil pendapatannya, ia harus mengatur keuangannya dengan ketat, agar tak ada kekurangan biaya bulan ini. Ya walaupun uang jajannya makin hari makin kurang, tapi nggak papa lah. Yang penting masih bisa beli modul baru, buat ujian nanti.
"Kalau segini buat uang saku selama satu bulan cukup nggak ya?" Ucapnya sambil memegang beberapa lembar pecahan lima ribu.
"Enggak cukup deh kayaknya." Jawabnya sendiri.
Beberapa menit Awan duduk, tak terasa hari sudah makin sore. Semburat orange semakin kelihatan jelas di ufuk barat. Ia meneguk air di botolnya hingga tandas, kemudian bersandar sebentar pada kursi taman.
"Ehemm..."
Suara deheman itu membuat Awan menoleh kaget. Tanpa ia sadari, seorang cowok berbadan tinggi dengan jaket jeans khas itu sudah berdiri disampingnya semenjak tadi.
"Deril?" Awan menaikkan alisnya, kaget sekaligus bingung.
Deril tersenyum kecil. "Hai." Sapanya pada Awan. Cowok itu kemudian ikut duduk disamping Awan.
"Kamu kok ada disini?" Tanya Awan kepo.
Deril menghadapkan badannya kearah Awan. "Gue selalu ada disini." Balasnya.
"Nungguin lo." Gumam Deril dengan suara pelan.
Awan berho'oh bingung. "Hah?"
Deril tertawa pelan, tiba-tiba saja tangan cowok itu terulur mengusap puncak kepala Awan pelan. Tindakan Deril membuat Awan mematung sebentar.
"Lo cantik." Ujar Deril sambil menatap Awan dengan dalam.
Awan terpaku, cewek itu bingung dengan tindakan Deril yang menurutnya agak nyeleneh. Bukannya apa-apa, Deril berlagak seperti orang kesambet.
"Makasih pujiannya." Balas Awan dengan senyum ramah.
Deril mengangguk singkat. Cowok itu memperhatikan beberapa bucket bunga yang ada di keranjang sepeda Awan. "Masih sisa?" Tanya Deril.
Awan mengangguk. "Iya, Alhamdulillah cuma sisa tiga."
"Yang itu biar gue yang ambil."
Awan menatap exited. "Hah? Serius kamu mau beli? Yang mana, yang mana?"
"Semuanya boleh."
Awan mengkerutkan keningnya. "Kamu yakin mau ambil tiga-tiganya?"
"Iya, hitung aja berapa totalnya, biar gue bayar."
"Tiga berarti... seratus lima puluh ribu. Tapi buat kamu aku kasih harga teman, bayar seratus aja." Ucap Awan.
"Kok gitu?" Deril menaikkan kedua alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAN
Teen Fiction"𝐬𝐮𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮, 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐤𝐞𝐝𝐚𝐫 𝐥𝐢𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐧𝐲𝐮𝐦 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐚𝐣𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮." ~AWAN ALULA~ ••••••• Awan yang ter...