14-PECEL LELE

1K 122 20
                                    

SELAMAT MEMBACA....

TONG JANGAN LUPAKAN VOTE DAN KOMEN YA,

MAKASIH LUV💖

°°°☁️°°°

"Kenapa? Ada yang salah?" Atlas memperhatikan raut wajah Awan.

Cewek itu sedang menatap lembaran jawaban yang tadi Atlas kerjakan. Hari ini sudah satu minggu lebih, mereka belajar bersama.

Awan dan Atlas selalu belajar setelah pulang sekolah, tepatnya di apartemen Atlas. Awan juga tidak tahu kenapa Atlas lebih suka belajar di apartemennya daripada dirumahnya sendiri.

Tapi Awan tak mau banyak komplain, biarlah itu jadi keputusan Atlas, yang penting cowok itu mau belajar bersamanya. Dimana aja asalkan tempatnya nyaman.

Mata Awan menelisik coretan bolpoin dikertas yang ia pegang. "Bagus banget loh, kamu mulai ada kemajuan." Pujinya.

"Atas bantuan lo." Balas Atlas.

Awan tersenyum. "Sepuluh persen atas bantuan aku, sembilan puluh persennya atas bantuan diri kamu sendiri."

"Kenapa bisa gitu?"

"Itu artinya kamu hebat! Kamu mau belajar sungguh-sungguh, makanya kamu bisa. Aku bangga sama kamu Atlas!" Ucapnya penuh semangat.

"Lo udah sering ngomong kayak gitu. Itu berlebihan, lo lebay." Balas Atlas.

"Nggak lebay kok, kamu percaya nggak? Kalo setiap kalimat yang pernah aku ucapin ke kamu itu tulus?" Tanya Awan.

Atlas mengendikkan bahunya. "As you know."

Awan mengulum bibirnya, kemudian cewek itu mulai memberesi buku-bukunya. Percuma juga, Atlas nggak akan mungkin tertarik dengan hal-hal konyol dan monokrom seperti yang ia bicarakan.

Kadangkala bisa sangat mudah untuk mengajak Atlas mengobrol dan tertawa, tapi kadangkala juga sangat sulit untuk membuat Atlas mengerti apa yang Awan pikirkan. sulit sekali memahami orang seperti Atlas.

Mungkin benar kata Ayu, kalau tidak ada kecocokan satu sama lain antara keduanya. Dari sifatnya saja sudah condong beda. Awan yang humoris dan ceria, super duper cerewet dan nggak tahu malu, berbanding terbalik dengan Atlas.

Cowok cuek yang sekalinya ngomong mulutnya pedes banget kayak cabe setan. Irit bicara, keras kepala dan kadangkala juga ngeselin.

"Makasih ya buat waktunya, aku seneng bisa sedekat ini sama kamu setiap hari. Rasanya kayak mimpi, hal-hal yang dulu cuman bisa aku haluin sekarang jadi nyata."

"Thanks juga, lo mau ngajarin gue."

"Setiap saat, kapanpun itu kamu butuh aku, aku selalu ada Atlas. Kamu adalah orang yang selalu bikin aku ngerasa kuat, karna kamu aku kayak punya dunia baru lagi."

"Dunia kedua, yang penuh pelangi." Ucap Awan sambil tersenyum tulus.

Atlas seperti bisa melihat tawa Awan lewat mata cewek itu. Entah kenapa mata tulus itu selalu ada saat Awan sedang bersamanya. Senyumannya, tawanya, semuanya muncul saat Atlas ada.

AWAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang