26. Dua enam (bagian b)

108K 17.8K 13.8K
                                    


Happy reading 🔥🔥🔥

Part 26 bagian b

Enjoy!!!

Enjoy!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Reiner menatap sahabatnya ngeri. Andrew tiba-tiba datang lalu langsung menghancurkan kamarnya. Membanting segala barang, meninju kaca hingga pecah berserakan, melemparkan barang-barang ke tembok. Bahkan tangan kekarnya sudah berdarah-darah. Kamar Reiner sudah seperti kapal pecah sekarang.

Reiner diam saja tak berani menyapa atau menghentikannya. Bisa-bisa ia yang akan dihabisi nanti. Reiner mematung ketika Andrew menjambak rambutnya frustasi. Rambut hitam itu jadi basah karena darah dari tangan Andrew.

Cairan merah itu menetes membasahi dahi, membuat sebagian wajah Andrew terhiasi darah. Andrew ... benar-benar menyeramkan sekarang.

"ARGHHHH!" amuk Andrew lalu menghantam tembok dengan tangannya. Ia benci kehilangan perempuan kesayangannya.

Reiner diam di pojokan dengan jantung berdebar hebat. Demi apapun ia ketakutan sekarang karena belum pernah melihat Andrew sengamuk ini. Ia juga belum tahu masalah apa yang menimpa sampai membuat jiwa monster Andrew bangkit.

"Tolol!" umpat Andrew untuk dirinya sendiri.

"Lah, baru nyadar dia," batin Reiner. Tidak berani mengatakannya langsung karena takut dibantai.

Andrew kembali menghantam tembok dengan kepalan tangannya yang berdarah-darah. Tidak ada ringisan padahal Reiner tahu itu sangat menyakitkan. Andrew seakan mati rasa sekarang.

"Gemesnya gue ...." gumam Andrew lirih dengan nada menyayat hati membuat Reiner terpaku.

Ia tak menyangka penyebab Andrew seperti ini karena gadis itu.

"Fuck!" umpat Andrew lagi lalu terjatuh dirasa tangannya sudah remuk. Tangan yang berlumuran darah itu bergetar hebat. Andrew menggigit bibir bawahnya menahan perih. Ia ambruk terduduk lalu kembali meremas rambutnya frustasi. Satu air matanya menetes bercampur dengan darah, dadanya sesak, kepalanya pening. Deru napasnya tak teratur. Ia kembali berada di titik terendah sekarang.

Lagi dan lagi ia kehilangan perempuan yang disayanginya. Traumanya beberapa tahun bangkit lagi karena kebodohannya. Andai saja ... waktu bisa diputar, ia akan mendekati Raquel tanpa melihat bayangan Queen ada di sana.

Andrew kecewa pada dirinya sendiri. Kehilangan Raquel, kekecewaan Calista dan yang paling utama kekecewaan ayahnya. Padahal dulu ia sudah berjanji, sebajingan apapun dia, dia tidak akan mengecewakan atau menyakiti perasaan Mark.

Andrew menundukkan kepala, ia menyesali segala perbuatannya. Dipandang sebagai orang lain pasti menyakitkan.

Reiner terpaku, kedua tangannya mengepal kencang menahan sesak di dada. Ia ikut sakit melihat sahabat sejatinya sehancur ini.  Kali ini bukan Dragon yang Reiner lihat, tetapi Andrew Shaquille—sosok pemuda menyeramkan yang mempunyai trauma kehilangan. Sosok pemuda penuh luka yang menjadi tameng hebat sekitarnya.

DRAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang