9. Sembilan

120K 18.5K 8.8K
                                    

Happy reading 💖

Minggu ini mau ngapain aja?

Absen pake emot kesukaan yu🔥

Have a nice day!

Enjoy!

Enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Suatu saat bakal lo temuin satu cewek yang bahkan liat lo kegores dikit aja dia nggak rela," ujar Raquel penuh keyakinan. "Dan ketika saat itu tiba, gue yakin 100% lo bakal mikir-mikir lagi kalo mau berantem."

Andrew menatap Raquel intens lalu setelahnya terkekeh dengan nada sarkas. "Ngaco."

Raquel terdiam, bahkan dengan ekspresi mengejek sekalipun Andrew terlihat begitu memukau di matanya.

"Kok ngaco, sih?!" protes Raquel.

"Ya ngaco." Drystan tiba-tiba datang dari arah belakang mereka. Sebenarnya dari tadi Drystan sudah mengamatinya dari jauh, karena ia selalu ada di belakang Andrew menggunakan Ducati.

Andrew berdecak kesal lalu berdiri. Ia malas dengan Drystan yang selalu muncul di mana-mana.

"Ngaco karena Dragon nggak pernah mikir-mikir kalo mau berantem." Drystan memberikan penjelasan membuat Raquel terdiam.

Raquel bisa menebak, bahwa Drystan termasuk orang yang bijaksana tapi sekaligus ... berbahaya. Ia juga menduga, Drystan lebih suka bermain cantik daripada melukai lawan secara fisik.

Bibir Drystan tersenyum miring merasa menang karena berhasil mengintimidasi Raquel. "Kalo lo yakin 100%, maka gue yakin 101%."

Itu berarti ... mustahil.

Raquel membisu, entah mengapa ia merasa musuh sebenarnya adalah Drystan.

"Gue lebih percaya, kalo Andrew suatu saat bakal nemuin satu cewek monster yang bisa jadi patnernya untuk bermain darah," ceplos Drystan membuat Raquel mundur selangkah merinding sekaligus takut.

Demi apapun, ekspresi Drystan begitu mengerikan. Yang semula terlihat ramah tapi sedetik kemudian berubah mengerikan. Drystan pintar menekan lawan dan mengubah ekspresi dengan cepat.

"Drystan," geram Andrew.

"Yes, Capt?" sahut Drystan lalu terkekeh pelan.

"Pulang atau—"

Drystan langsung manggut-manggut. Ancaman Andrew selalu menakutkan.

"Sebenernya gue kangen sentuhan pisau lo, sih," komentar Drystan bermaksud membuat Raquel takut dengan pembicaraan agak sadis ini.

"Tapi sekarang kayanya, lo lebih suka sentuhan tangan, ya?" sindir Drystan membuat Andrew langsung melepaskan Hoodie Raquel yang membalut tangannya.

Hoodie yang semula warna putih itu berubah menjadi merah darah. Andrew langsung memberikannya ke Raquel.

DRAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang