Hari ini ketiga manusia itu akhirnya sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Siapa lagi kalau Rayen,Asya,dan Laura.
"Ah ilah itu penerbangan nya ga bisa dilamain apa ya ??? Gua masih ngantuk juga"dumel Asya membuat Rayen terkekeh kecil sedangkan Laura langsung mendelik.
"Heh maesaroh, lu nya aja yang kebo. Dari awal berangkat sampe mendarat molor mulu. Geladiresik mati lu hah ?"omel Laura membuat Asya mengerucutkan bibirnya, lucu.
"Rayeeeen"rengek Asya.
"Apa hm ?"tanya Rayen sembari mencubit gemas pipi chubby Asya.
"Laura nya nakal"
"Utututu kacian nya Asya, sini sini Rayen peluk"
"Hemat pangkal kaya, nenangin pangkal modus"cibir Laura.
"Sirik aja lu, makanya minta Damar jemput"balas Asya sembari memeluk pinggang Rayen.
Bomat sama orang yang berlalu lalang bahkan melihat kearah nya.
Toh yang ia peluk ini adalah tunangan. Bukan tunangan orang lain, tunangan yang ia sewa, atau semacamnya.
"Ih kalau gua ga lagi mau dipingit juga ogah"balas Laura.
"Oh ya lu tinggal dimana ?"tanya Rayen pada Laura.
"Diatas tanah dibawah bumi" Rayen mendesis saat mendengar balasan dari Laura.
"Kelamaan temenan sama Asya jadi stress dia itu"celetuk Asya tanpa dosa.
"Tapi aku kelamaan kenal kamu kok jadi tambah bucin ya ?"tanya Rayen sok polos.
"Utututu gemes nyaaaaa"gemas Asya sembari mencubit pipi Rayen.
Diam diam Laura tersenyum, karena pada akhirnya Asya dapat menemukan kebahagiaan nya. Dan Rayen lah kebahagiaan nya.
Walaupun nyata nya untuk mendapatkan Asya, Rayen butuh perjuangan yang ekstra. Butuh waktu kurang lebih satu tahun untuk membuat hati Asya yang sekeras batu itu luluh kepada nya.
Segala cara sudah ia coba. Mulai dari mendekati Asya,bertanya apa yang gadis itu sukai lewat teman kampus nya, mendekati kedua orangtua Asya, bahkan Rayen juga sampai menstalk akun Instagram milik Asya agar tau apa kesukaan gadis itu, bertanya kepada Laura yang memang pernah bertemu nya dengan nya.
Pertemuan mereka pun bisa dibilang tidak disengaja. Ia bertemu dengan Laura di Caffe saat ia bertemu pertama kali dengan Asya.
Saat itu Laura tengah menikmati minuman nya dengan Asya yang dulu benar benar cuek terhadap nya.
(Flashback on)
"Permisi, boleh numpang duduk ?"tanya seorang pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah Rayen.
Yaaa, memang Rayen adalah orang asli Indonesia walaupun saat ia berbicara bahasa Indonesia tidak sefasih orang Indonesia pada umum nya.
"Owh iya silakan"balas Laura enteng membuat Asya membulat kan mata nya.
"Aaawww"ringis Laura karena memang tulang kering nya ditendang oleh Asya.
"Apa ada masalah ?"
"Owh engga kok"balas Laura sembari tersenyum. Walaupun sangat terlihat bahwa itu adalah senyuman yang dipaksa kan.
"Eh hai, kita bertemu lagi"sapa Rayen membuat Asya memutar bola matanya, malas.
"Ya terus ??? Masalahnya apa ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
About us (END)
Подростковая литератураSEQUEL DIFFERENT DON'T BE DARK READERS !!! GA BOLEH PLAGIAT !!! Ini tentang kita, dimana aku yang mengatai dirimu gila lantaran kamu langsung memeluk ku dan mengatakan bahwa aku masih hidup, sedangkan diri mu yang terus menerus menyuruh ku mengakui...