7

148 7 0
                                    

Author back dengan keadaan sehat walaufiat, alhamdulillah. Kalian sehat" Ga nih? Pasti sehatlah harus itu

Jadi author mau lanjutin certita Sembelumnya lagi, tapi sebelum lanjut kalian udh vote belum? Kalo blm silahkan vote ya okay thankyou

*

*

*

*

*

*

*

"SAKA ITU PUNYA GW SIALAN?! " teriak cakra kesal, bagaimana tidak kesal saka mengambil cake miliknya dengan begitu saja

"Bodo wlekk?! " Saka menjulurkan lidahnya petanda bahwa ia sedang meledek cakra, tanpa rasa bersalah sedikitpun saka memakan setengah cake milik cara

"SAKA ITU PUNYA GW?! "

"Aduhhhh" Ringis saka, kala sang ibu menjewer telinga kanannya

"Sakithhh maa?! "

"Kamu tuh ya sukanya ngambil makanan org, itu tuh punya cakra lagipula kamu tuh udh dapet! " Tegur sang ibu dengan wajah galaknya

"Iyahh maaf ma, lagian enak si! "

Cakra hanya menatap kelakuan ibu dan anak itu, sangat menghibur cakra daritadi sudah tertawa lepas di dalam hatinya, sangat senang akhirnya rasa kesalnya terbalaskan

"Diem l gsh ketawa?! " Galak saka, namun terlihat lucu di mata cakra"ma lepasin! "Pinta saka

Dengan segera lia melepaskan jeweran nya dari telinga sang anak yang sudah memerah, sejujurnya ia tak tega tapi apa blh buat anaknya ini harus diberi pelajaran

" Makanya jangan nakal"peringat lia

"Iya dehh saka minta maaf! " Ujar saka merasa bersalah

"Balikin cake nya! "Suruh lia

Saka mengangguk lalu menghampiri cakra" Nih cake nya, maaf lagian enak"

"Lu makan aja lagian tinggal setengah"

"Serius? " Cakra mengangguk "yesss makasii" Dengan perasaan senang saka melahap cake itu hanya dengan satu suapan, membuat cakra dan lia menggelengkan kepalanya heran

Pasti saka bahagia banget punya mama, kaya tante lia haha jadi pengen

•••

"Cakra pulang"

Seperti biasa, saat ia masuk ke dalam rumah hanya ada keheningan tak ada kebahagiaan hanya sepi yang ia rasakan

Cakra menatap sekeliling ruangan tamu, kapan ia bisa merasakannya ia sangat ingin merasakannya apa ia bisa bertukar posisi dengan saka? Tidak cakra tidak mungkin mengambil kebahagiaan seseorang demi kebahagiaan nya sendiri

Kebahagiaan pasti akan datang, namun tidak sekarang

"Baru balik lo?! "

Cakra menatap ke atas terlihat marvell yang tengah Meyilanhkan kedua tangannya, menatap cakra dengan tajam, cakra yang ditatap seperti itu segera menunduk

Apa kesalahan nya? Mengapa sang kakak menatapnya dengan begitu tajam

"C-cakra ada salah?! " Tanya cakra dengan sedikit takut

Marvell tak membalas ia menuruni tangga lalu menghampiri cakra, tak lupa bahwa wajahnya itu begitu dtar

"Ngaku sama gw, lu apain anggi sialan! "

"Anggi? A-anggi pacar abang itu?! '

Marvell menjambak rambut milik cakra membuat cakra meringis kesakitan" Shh sakithh bangg?! "

"Ngaku sama gw lu apain anggi"

"Aku ga ngapa ngapain"balas cakra seadanya

"Kalo bkn l pelakunya terus siapa! "

"Mungkin dia bohong"

"Jangan nuduh pacar gw kaya gtu sialan" Dengan kasar marvell melepaskan jambakan nya"kalo terbukti lo yang bikin anggi jatuh dari tangga, habis lo sama gw"setelah mengatakan itu, begitu saja marvell melewati cakra

Cakra menatap punggung sang kakak yang sudah hampur hilang dari penglihatan nya, sesayang itukah sang kakak dengan manusia ular itu

Manusia ular? Ya cakra pernah melihat kekasih sang kakak itu Berselingkuh di belakanh kakaknya, parahnya lagi selingkuhannya itu teman dari sang kakak

"Gw pastiin lu hancur anggi, kaya lu ngancurin kepercayaan kakak gw" Geram cakra"org tulus kaya kakak gw tuh ga pantes sama manuaia ular kaya lo?! "

Ting

Mendengar nontifikasi ponselnya cakra menghapus seluruh air matanya lalu melihat pesan yang baru saja masuk ke ponselnya

Anggi

Ups
Pasti sekarang lagi nangis dipojokan hahah

Cakra hanya menatap pesan itu tanpa berniat Membalasnya, tanpa sadar ia meremas ponselnya dengan sangat emosi

Tapi apa boleh buat sang kakak tidak mempercayai semua perkataan nya itu tapi dia tak akan semudah itu menyerah, ia akan berusaha membuat sang kakak mempercayai dirinya

"Eh den udh pulang, sini makan dulu?! "

"Ah iya bi, cakra tadi udh makan jadi cakra mau istirahat dulu ya! " Cakra berlalu melewati bi asih, namun bi asih tak ambil pusing mungkin saja tuannya ini beneran kelelahan karna baru saja kelulusan

Sesampainya di dalam kamar pribadinya, cakra merebahkan seluruh tubuhnya di kasur empuknya, sungguh ia sangat lelah namun ia juga senang

Ia kira sang kakak tak akan mengizinkannya kuliah namun semua itu salah, tanoa bicarapun sang kakak menyetujuinya

Ia akan tetap mengingat kejadian yang membahagian ini, tak akan pernah ia lupakan sampai kapanpun

Pasti sang ibu sangat senang mempunyai anak seperti sang kakak, bukan anak pembunuh seperti dirinya

"Mama bangga kan sama bang marvell, dia udh rawat aku hehe?! "

untuk abang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang