17

157 6 0
                                    

Maafkan aku jika suatu saat aku akan menyerah. Jujur saja aku sudah sangat kelelahan melawan dunia ini aku tidak tahan lagi

~cakra revano antares~

*

*

*

*

*

*


Terlihat dua laki"yang sedang berada di Koridor rumah sakit, terpasang jelas wajah khawatir mereka berdua

Mereka adalah axel dan andra. Mereka segera menuju rumah sakit ketika mendengar kabar bahwa sahabat mereka kembali masuk ke dalam rumah sakit

Axel yang terduduk dengan menggigit jari jemarinya dengan perasaan yang begitu gelisah sambari menatap pintu ruangan di mana cakra sedang ditangani , ia tak bisa lepas dari pintu tersebut ia berharap cakra segera sadar dan kembali seperti dahulu lagi. Ia percaya cakra pasti akan bisa melewati semua itu, masih banyak cerita yang perlu cakra selesikan di dunia ini. Ia tak bisa pergi terlalu cepat

Sedangkan andra ia sibuk bolak balik seperti setrikaan, berusaha untuk tidak panik namun hasilnya nihill. Ia takut jika cakra akan meninggalkan dirinya, tidak itu tidak boleh terjadi cakra harus tetap bertahan ia sangat membutuhkan cakra. Walau cakra sangat menyebalkan tapi ketahuilah andra sangat menyayangi cakra seperti saudara nya sendiri

"Xel, kapan ya cakra sadar! " Ujar andra dengan wajah lesu nya, pandangan nya menatap pintu yang tak bergerak itu. Berharap seorang dokter keluar dan mengatakan bahwa cakra baik baik saja

Axel menghela napasnya pelan "gw yakin cakra pasti sadar, dia anak yang kuat?! " Balas axel. Menenangkan andra. Ia snagat yakin cakra pasti akan baik baik saja, lagipula cakra adalah lekaki yang sangat kuatt

"Huft kenapa belum ada tanda tanda cakra bangunn! "Ujar andra menundukkan kepalanya sejenak lalu kembali mendongakkan kepadanya, nihil pintu itu tetap  dengan posisi semula nya tidak ada seorang dokter ataupun suster yang keluar

"Kalian makan dulu, biar gw yg jagain Cakra! " Suruh marvell yang ntah sejak kapan berada di sana

"Gak, gw mau nemenin cakra sampai dia sadar?! " Bantah andra. Ia tak akan pernah meninggalkan tempat itu, ia akan menunggu cakra sadar dan mereka bisa makan bersama sama

"Srh tapi kalo kalian laper jangan salahin gw?!"

"Iy----"

Kriuk

Belum sempat andra menyelesaikan kalimatnya, perut nya berbunyi menandakan bahwa ia memang sangat lapar. Jujur jika ia mengatakn tak lapar, dirinya sangat lapar karna dia tak makan apapun sejak pagi hanya meminum sedikit air putih

Andra menundukkan kepalanya, menahan malu atas apa yang terjadi. Marvell yang melihat itu hanya terkekeh pelan, dasar memang. Perutnya tak bisa diajak kerja sana

"Udh sono lo makan aja sama axel biar gw yg jagain cakra! "Suruh marvell lagi

" Bisa kita percaya?! "Tanya axel. Sedikit tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh marvell barusan

" Why?! Gw kakak nya, gw gabakal sakitin dia!"balas marvell mencoba untuk meyakinkan mereka berdua

"Hha kakak ya?! Setelah dia koma baru lu ngakuin dia adek?! Ck basi amat?! " Setelah mengatakan itu axel segera menarik tangan andra pergi dari sana. Sangat malas melihat wajah tak berdosa marvell

Marvell menatap kepergian mereka berdua, memang benar apa yang dikatakan axel barusan. Dirinya tak pantas diaebut seorang kakak

Kakak mana yang tega menyiksa adeknya sendiri smpai masuk rumah sakit, dan bahkan menuduh nya dengan alasan yang tak begitu jelas. Itu..... Tak pantas disebut seorang kakak lebih tepatnya di sebut lelaki brengsek ia akui jika dirinya sangat brengsek

Marvell kembali mengingat perkataan yang dikatakan oleh tante nya kemarin sore. Yang kembali msmbuat nya geram, ia mengepalkan kedua tangannya

"Ares?! Gw bakal bales lo! " Geram marvell

"Lo kalo laper makan aja?! " Suruh saka yang baru saja datng

"Em sak lo temenin cakra bntr ya gw ada urusan! "Ujar marvell

"Tanpa lo suruh pun gw bakal jagain dia, gw bukan lo. Yang tega nyiksa adek sndiri demi pacar! " Ujar Saka. Menatap sinis marvell

"Trsrh deh lo mau ngomong apa sama gw. Gw ada urusan ntr gw balik lagi?! " Dengan terburu buru marvell pergi menuju taman rumah sakit. Nth apa yang membawanya pergi ke tempat itu

•••

Disinilah marvell sekarang, di taman rumah sakit sendirian. Taman rumah sakit tidak terlalu ramai karna hari yang sangat panas, ntah kenap marvell memilih tempat itu namun yang pastinya ia memilih tempat yang lumayan sepi

Marvell mengambil ponselnya yang berada di saku celananya, memsncet salah satu no yang berada di kontaknya, memencet nya dengan perasaan emosi

"Halo bro, tumben nelpon gw?! "

"Jangan basa basi ares, gw cuma mau nanya! "

"Dipersilahkan?! "

"Lo kan yang udh buat cakra masuk rumah sakit?!"

"Cakra siapa?! "

"Cakra adek gua?! "

"Who?! Lo punya adek?! Cakep gani?! "

"Gw lagi gak becanda aress, dan lo jangan pura pura gatau?! Lo kan yang udh buat cakra masuk rumah sakit"

"Hummm gimana yaa! "

"Jawab sialan! "

"Hum kalo gw bilang iya?! "

"Sialan lo anjing, kenapa lo harus bawa cakra dalam masalah kita! "

"Itulah akibat lo berani nentang gw Marvell! Dan Oh ya kalo gw nanya dimana gw bisa tau adek lo itu padahal lo gprnh cerita sama siapapun kalo lo punya adek, jawaban nya adalah anggi"

"Maksud lo?! "

"Gw emg dalang di balik semua ini, tapi anggi juga terlibat?! "

"Akhh sialan kalian berdua, gw pastikn kalian bakal nyesel?! "

Marvell memutuskan panggilan nya dengan sepihak. Lalu berlalu menuju tempat parkir rumah sakit, di dalam pikiran nya saat ini adalah sangat pacr, siapa lagi jika bukan anggi

Ternyata selama ini ia salah menilai anggi, anggi sama saja seperti ares tak ada bedanya. Ia sngat menyesal tak pernah mempercayai cakra, andai ia mempercayai cakra bahwa anggi tak sebaik yang ia kira. Mungkin cakra tak akan seperti ini

Apa Tuhan akan memaafkan dirinya atas apa yang ia lakukan selama ini? Ah mungkin saja tidak. Karna semua yang ia lakukan itu tak akan pernah dimaafkan oleh siapapun, dan bahkan oleh cakra sekalipun

untuk abang✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang