Jika aku bisa memilih lebih baik aku tidak lahir dari pada aku harus melawan betapa kejam nya dunia
~cakra revano antares~
*
*
*
*
*
*
"Akhh sakith... " Ringis cakra sambari memegang dada nya yang terasa begitu nyeri itu. Ntah kenapa dada nya terasa begitu nyeri setelah ia meminum teh buatan nya, seingt nya ia tak mencampur kan apapun
"Siapapun tolonghhh! " Siall saat ini di rumahnya sedang tidak ada siapapun. Apa dirinya akan berakhir, berkahir di dalam kamarnya sendiri. Ya ia rasa seperti itu
Dengan susah payah ia berdiri lalu menumpu badannya di meja yang berada di dalam kamarnya Cakra meraba raba laci miliknya, Mencari benda yang saat ini hanya bisa menolongnya, obat penenang hanya itu penolong cakra saat ini
Namun sialnya obat itu menghilang ntah kemana. Ah kenapa disaat seperti ini obat itu malah menghilanh, apa sebenarnya yang terjadi
"Arkh bangst mana sih?! " Umpat cakra prestasi. Ia melemparkan semua bantal nya berharap menemukan benda yang sedang ia cari itu
Lihatlah bagaimana prustasi nya dirinya, saat dirinya tak bisa menemukan obat itu siapa yang berani masuk ke dalam kamarnya, apa kah dia? Tidak mungkinn Marvell tak mungkin, selama bertahun-tahun marvell tak pernah berani memasuki kamarnya
"Manahh--"belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya. Tubuhnya ambruk di atas lantai dan saat ini hanya ada kegelapam namjn sebelum kegelapan menghampiri nya, cakra melihat ada dua orang yang menampilkan senyum miring nya. Apa mereka yang melakukan semua ini? Tapi siapa mereka dan apa kesalahan dirinya
Gelap. Hanya itu yang dapat dirasakan cakra saat ini, semuanya tampak gelap tidak ada lagi dunia yang berwarna, hanya ada kegelapan di sekelilingnya. Cakra dapat merasakan lantai kamarnya yang begitu dingin itu
Apa dirinya sudah menyerah?! Ya mungkin. Selama ini ia hanya bisa berjuang sendirian tentunya dengan obat sialan itu, namun sialnya hari ini obat itu tidak bisa membantu dirinya lagi. Dan semuanya akan segera berakhir
Hha mungkin nyawa nya akan cukup sampai disini saja. Perjuangan seorang cakra revano antares sudah berakhir, setelah ini semua penderitaan nya akan berakhir, itu yang cakra inginkan selama inii. Dan hari ini ia telah mendapatkan semua itu cakra tersenyum tipis mengingat bagaimana kejam nya dunia selama ini
Sebelum ia kehilangan semua kesadaran nya, cakra tampak mendengar suara seseorang yang baginya tak asing. Suara yang selalu masuk ke dalam gendang telinga nya
"CAKRA LO HARUS BANGUN, JANGAN TINGGALIN GW HIKSS GW SAYANG LO HIKS?!"
Setelah itu hanya ada isakan yang cakra dengar tak ada lagi teriakan histeris yang masuk ke dalam gendang telinga nya
Tangan cakra yang mula nya berada di dadanya kita telah terjatuh, yang berarti ia telah kehilanhan semua kesadaran nya, mungkin perjuangan nya akan sampai disini saja. Ia ucapkan selamat tinggal dan maaf ia belum bisa menjadi orang yang berbakti
•••
Terlihat seseorang yang tengah berlari terburu Buru di Koridor rumah sakit, dada nya terasa begitu sesak. Kepalanya terasa pening dan bahkan tubuhnya teras bergetar hebatt namun ia terus melanjutkan larian nya tak peduli dengan tatapan orang"di sekitarnya yang dipikirannya saat ini adalah cakra
Dia saka aliendra orang satu satunnya yang selalu ada untuk cakra, namun lihatlah sekarang seorang saka menangis histeris saat mendengarkan kabar bahwa cakra kembali memasuki rumah sakit
Ia terduduk di sebuah kursi yang sudah di sediakan di Koridor rumah sakit itu, ia berada tepat di hadapan di mana ruang cakra berada
Ia tak sendiri, di sana juga ada lia dan marvell, reaksi mereka tak jauh dari saka, dada mereka terasa sesak dan tubuh mereka bergetar hebat
saka melirik ke arah marvell dengan sini. Marvell yang merasa sedang di perhatikan hanya menghiraukan nha saja
"INI SEMUA GARA GARA LO SIALAN?! " Bentak saka. Yang tak bisa mengontrol emosi nya saka yang selama ini terlihat periang kini telah rapuh, penyemangat nya sedang berada di dalam ruangan dengan ke adaan yang melemah
"Lo nyalahin gw? Lo seharusnya bersyukur udh gw bawa anak sialan itu kesini"ujar marvell dengan wajah tak berdosanya
Plak
Bukan saka yang menampar pipi mulus marvell. Melainkan lia, dengan keadaan yang begitu emosi ditambah mendengar perkataan marvell barusan
"Jaga ya mulut kamu?! "Tegur lia. Sambari menatap marvell tak percaya
"Tante belain anak sialan itu?! Ingt tan dia yang udh buat adek tante sendrii meninggal. Mama aku sendiri tan mama aku meninggal gara gara dia?! " Tekan marvell
"Kamu ga tau kebenarannya, jadi mending kamu diem?! "
"Kebenaran? Aku tau kok kebenarannya. Kebenarannya adalah dia yang udh buat mama papa aku meninggal sampai aku jadi yatim piatu! "
"MAMA PAPA KAMU MENINGGAL GARA GARA KEDUA ORG TUA ARES, ARES MUSUH KAMU ITU?! " bentak lia. Ntah dengan keadaan sadar atau tidak sadar, ia telah mengatakan kebenarannya
"Maksud tante, ares yang udh bikin kedua org tua aku meninggal? " Lia terdiam"JAWAB TAN?! "Teriak marvell saat melihat lia yang hanya diam sambari menundukkan kepalanya sejenak
"Haha?! " Saka tertawa hambar"buat apa lo tau, lo kan ga pernah nganggap cakra ada sejak kecil! "
"JAWAB TAN?! "Teriak marvell lagi. Bahkan lebih keras dari sebelumnya
"Iya, puas kamu? Tante selama ini nyembunyiin semuanya. Tapi kalo sekarang tante gabisa lagi udh puas kan sama jawaban tante?! Mereka yang udh buat mobil kalian blonk"
Marvell terdiam mendengar perkataan lia, tidak ,tidak mungkin. Cakra yang selama ini ia benci ternyata tidak bersalah
Sungguh marvell tak sanggup menahan air matanya, cakra. Anak itu tidak bersalah sama sekali, ia kakak yang Begitu kejam sampai kebenarannya pun ia tak tahu
Ia menyesall, sungguh
"CAKRA, BANGUN?! Lo ga boleh ninggalin gw, maafin gw hikss?! " Lihatlah marvell kini telah rapuh
"Haha di saat kaya gini lo baru nyesel?! BASI ANJING?! "