[15] DI DALAM COVER ITU

48.5K 4K 109
                                    

Hai!🧘🏻‍♀️


Mau baca, vote nya dong sayang biar ga siderr, hhe🙆🏻‍♀️

Mau baca, vote nya dong sayang biar ga siderr, hhe🙆🏻‍♀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------



~ HAPPY READING ~

Geby mengayunkan kakinya di koridor sekolah sambil menyanyikan lagu yang berputar di otaknya. Setelah acara pesta kecil-kecilan Obama dan Jessie sudah selesai, ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Bukan untuk membaca, tapi untuk ngadem, hhe.

"Selalu aku lihat belakang punggungmu, disaat kau lihat belakang punggung wanita lain,"

"... Menunggu kau menoleh dan berlari ke arahku dan memelukku-- eh?" Geby berhenti bernyanyi. Langkah nya berhenti tak jauh dari ruang UKS. Di sana ia dapat melihat jika Jihan sedang membenarkan dasi Avlaka.

"Cih! Maksudnya apa cobak?!" Geby berdecih. Melangkahkan kakinya dengan buru-buru supaya tak ketahuan oleh suaminya. Walaupun ia merasa jika Avlaka sudah melihatnya. Ah! Bodoamat, yang jelas ia merasa tak suka jika suaminya dekat dengan wanita lain.

☠️☠️☠️

Avlaka membuka pintu UKS dari dalam. Bersamaan dengan itu, dari luar ada Jihan yang hendak masuk kedalam UKS. Jadilah mereka sedikit bertabrakan.

"Aduh.. sorry, Ka," Ujar Jihan. Gadis itu memundurkan langkahnya. Memandangi Avlaka yang sedang membersihkan baju seragam akibat bersentuhan dengan tubuh Jihan. "Lo ngapin dari UKS?" Tanya Jihan penasaran.

Cowok di hadapannya itu tak menjawab. Mengambil selembar kertas yang terjatuh ke lantai lalu di masukan di dalam kantong.

Jihan hanya memperhatikan. Sampai ia menyadari jika dasi Avlaka tak terpasang dengan benar. "Eh dasi lo berantakan banget," Jihan menyentuh dasi Avlaka untuk ia benarkah.

Sebenarnya Avlaka hendak menghempas tangan Jihan. Namun melihat sosok yang tak asing di matanya, ia sedikit ngelag dulu.

"Geby?" Gumamnya.

Setelah kepergian Geby. Ia pun baru menyadari jika sedari tadi tangan Jihan terus berkutik di dasinya. Menghempaskan tangan Jihan dengan kasar, lalu menunjuk wajah perempuan ini dengan jari telunjuknya dengan air wajah marah. "Lo gak usah sentuh gua!" Gretaknya tegas.

Setelah itu ia segera pergi mengejar Geby. Sebelumnya, cowok itu kembali memberantaki dasinya yang sudah di benarkan oleh Jihan. Cih! Enak saja. Yang boleh memasangkan dasi sekolah nya hanya Geby seorang!

AVLAKA | PERJODOHAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang