[27] PERUT LO KENAPA?

29.7K 1.9K 77
                                    

Hello beb,, cewek na Jaemin UP huuhu

••
••

/VOTE CUI💚 komen biar UP nya cefat!!

**

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Geby berdecak kesal. Tadi hampir saja ia ketahuan karena membawa pistol. Untung saja dirinya bisa beralasan jika itu adalah pistol mainan milik adiknya. Dengan alasan jika adiknya yang sengaja menaruhnya di ranselnya. Entah bu Rik yang takut jika itu ternyata pistol sungguhan, guru itu akhirnya percaya atau memang guru itu percay-percaya saja. Pun, ia masih ingat jika Geby adalah kekasih Avlaka.

Karena asik terus berjalan di koridor sekolah sambil memainkan handphonenya, ia sampai tak sadar, jika dari arah berlawanan ada seorang laki-laki yang tengah berlari terburu-buru juga sambil memainkan handphone.

BRUK

Sedetik kemudian, mereka berdua terjatuh di lantai karena saling bertabrakan. Jandika, cowok itu menahan tubuhnya yang akan menindih Geby di bawah. Geby sendiri tak memperhatikan siapa orang yang berada di atasnya. Wajah perempuan itu meringis kesakitan.

"Geby! Sorry, sorry.. ada yang sakit??" Jandika bangkit. Membantu Geby untuk duduk di kursi yang tersedia di koridor.

"Ayo ke uks?"

Geby menepis pelan kedua tangan Jandika yang refleks menyentuh pundaknya. "Gak," Ucap Geby pelan sambil memegangi perutnya.

"Perut lo kenapa? Sakit karena jatuh tadi?" Tanya Jandika khawatir.

"Gue ga papa, Jandika. Udah, lo pergi sekarang. Jangan deket-deket gue." Ujar Geby tanpa menatap sang empu. Perutnya sudah agak mendingan. Hanya sedikit nyeri, namun tak apa.

"Kenapa? Lo berubah By setelah lo deket sama Avlaka," Jandika tertawa palsu. Ia menatap lekat Geby walaupun perempuan itu tak mau menatapnya.

Geby berdecak. "Apasi, Jandika? Emang itu, kan, yang harus gue lakuin?" Geby kini menatap Jandika yang juga tengah menatapnya. "Lo, anggap aja kita orang asing yang gak pernah bertemu."

"Susah By susah! Gue udah coba selama ini, tapi apa? Yang ada gue makin kayak orang ga waras. Pura-pura itu ga enak, By. Ga enak." Jandika menahan air matanya yang hendak keluar. Ya, cowok itu mudah sekali menangis. Ia memalingkan wajahnya menatap ke bawah sambil meremas tangan nya. "Gada lagi gue di hati lo?" Ucapannya lirih.

Mendengar itu, Geby meremas dadanya. Sungguh, ia tak sanggup melihat Jandika seperti ini. "Ga. Lo dan gue cuma orang asing! Inget itu, Jandika." Geby mengambil sesuatu dari dalam kantung bajunya. Ia memberikan tisu tersebut kepada Jandika. "Ini terakhir kalinya kita ngobrol." Ucap Geby langsung melenggang pergi.

Jandika hanya bisa menatap punggung Geby dengan raut kekecewaan.

☠️☠️☠️

AVLAKA | PERJODOHAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang