04. School

592 65 4
                                    

——7 Days : Gonne be Fine——

Lingkaran pertemanan yang bernama Treasure ini sedang sibuk merinutkan Haruto yang sekolah. Pendapat antara Hyunsuk dan Jihoon malah membuat persaingan sengit.

Beberapa teman lainnya juga membantu berpendapat. Tetapi, ditolak semua. Kedua tertua mereka ini egois dengan pilihan mereka masing-masing.

"Haruto hanya akan tersiksa jika sekolah di sekolah lamanya yang khusus laki-laki," bantah Jihoon. Ia tidak setuju.

"Lalu mau bagaimana? Haruto harus kemana? Di sekolah lain tidak ada temannya. Atau di sekolah khusus perempuan bersama anak rumah sebelah?" balas Hyunsuk tak mau kalah.

"Tidak begitu konsepnya hyung. Sekolah biasa juga bisa. Haruto hanya akan tersiksa jika sekelilingnya laki-laki," jelas Jihoon kesal.

Mereka tidak malu jadi bahan tontonan adiknya di ruang tengah. Mereka sebenarnya ingin menonton Pororo bersama Haruto. Tetapi, malah teralihkan dengan perdebatan Jihoon dan Hyunsuk.

"Kau tahu aku ini masih remaja seusiamu kan? Aku tidak bisa mendaftarkannya di sekolah lain. Sudahlah, biarkan dia bersekolah di sekolah lamanya," putus Hyunsuk.

"DIA FOBIA LAKI-LAKI, HYUNSUK!"

Jihoon mulai marah. Pendapat Hyunsuk menurutnya kurang efisien. Itu akan membuat Haruto semakin memburuk mentalnya.

Tetapi, bagi Hyunsuk, dengan Haruto mendekati diri dengan laki-laki, itu membuat fobia nya berkurang. Lagipula, Hyunsuk masih terlalu muda untuk mengurus kepindahan sekolah Haruto.

Jadi, yang paling benar, saran siapa? Atau lebih baik Haruto tidak usah sekolah?

"AKU TAU HYUNSUK! AKU TAU DIA FOBIA LAKI-LAKI! TAPI TIDAK BISA KAH KAU JUGA MEMIKIRKANKU? AKU REMAJA BIASA YANG TIDAK TAHU APA-APA! AKU TIDAK BISA MENGURUS SEMUA SURAT UNTUK KEPINDAHAN HARUTO. SUDAHLAH, SARANKU BENAR DAN JANGAN DIGANGGU GUGAT!" bentak Hyunsuk.

Ia lelah dengan semuanya. Ia menjatuhkan dirinya ke sofa. Dan memejamkan mata. Yang berarti sedang tidak ingin diganggu.

Sementara itu, lainnya kembali sibuk menonton Pororo. Walau perasaan mereka was-was karena Hyunsuk sedang marah.

Sedangkan Jihoon masih berdiri. Terdiam. Antara kesal atau merasa bersalah.

Namun, Haruto tiba tiba berdiri dari duduknya. Membuat perhatian mereka teralih ke dirinya.

"Kalau aku membuat kalian berdua bertengkar, lebih baik aku tidak usah sekolah."

Haruto berjalan meninggalkan mereka dan kembali ke kamarnya.

Hyunsuk juga Jihoon langsung terkejut mendengar perkataan Haruto barusan. Haruto berpikiran terlalu dalam. Padahal Haruto bukanlah yang membuat mereka marah.

Namun, Junghwan langsung mencegah Haruto. Ia ingin Haruto tetap disitu bersama mereka.

"Hyung, ayo kembali menonton televisi. Hyung tidak salah," pintanya.

Namun, Haruto menepis tangan Junghwan. Dan mencoba menghiraukannya. Junghwan tetap bersikeras.

"Hyung, aku tidak ingin Hyung diam terus," ujarnya lagi.

"Kau tidak mendengar kalimatku barusan? Aku berisik bukan karena berceletuk sendiri?"

Haruto kali ini berjalan meninggalkan Junghwan yang terdiam kaku disana. Ia bagai disambar petir ribuan volt.

"Haruto," gumamnya. Ia menahan tangisnya agar tidak terlihat cengeng.

"Biarkan Haruto. Kita yang salah. Ribut didepannya karena mempermasalahkan dia."

7 Days : Gonna be Fine || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang