My Confidant Friend Is My Destiny_part 23

356 34 6
                                    

🌷My Confidant Friend Is My Destiny_part 23

"sabar Mas, semoga Bilall cepat sadar iya."

"Amin ndin, mengapa Bilall, harus menyelamatkanku Siang Itu mengapa dia tak membiarkanku saja tertabrak. saya tidak kuat jika harus melihat dia begini."

"Hus kamu ngomong apa sih, ini bukan salah kamu tapi takdir."

"tapi Ndin"

"tenang'lah Mas kita serahkan semua pada Allah."

"kalau begitu saya permisi, pak,ibu." ujar dokter.

setelah pasien pergi suster datang menyampaikan pembayaran Administrasi.

"maaf, pak ibu untuk biaya administrasi, bisa segera di selesaikan meja resepsionis."

"saya yang akan menyelesaikan sus." ujar Al yang tidak menbiarkan Rendy lebih dulu menjawab.

"baik kalau begitu saya permisi pak,bu."

"iya" sahut Al.

"pak Al tidak usah. saya masih sanggup untuk membayarnya." ujar Rendy.

"saya tidak menjagkau pak Rendy atau merendahkan. saya cuma ingin bertangung jawab kali' ini sebagai ayah Bilall, tolonglah jangan menolaknya." ujar Al menyatukan dua tangannya memohon terhadap Rendy.

Rendy yang melihat itu tak tega,Al benar dia hanya ingin bertanggung jawab terhadap putranya, sebagai sedikit penebus rasa bersalahnya yang terlalu besar.walau sebenarnya itu adalah bagian dari tanggung jawab Al sebagai ayah kandung Bilall.

"baiklah, saya mengerti keinginan anda."

"Terimakasih pak Rendy."

"iya."

Malam dini hari......
Al dan Andin sudah pulang, sebenarnya Al masih ingin berada dirumah sakit sana menemani sang Putra melewati masa koma,nya. tapi mau gimana lagi dia juga harus mementingkan kondisi Andin yang tengah Hamil muda.

"ndin aku lansung kekamar iya."

"iya udah sana, aku lihat Aldi, dulu iya baru nyusul kamu."

"iya."

kamar Al tengah duduk ditepi ranjang setelah usai mandi. tatapanya kosong yang iya pikir kini bagaimana caranya agar Bilall, cepat sadar. ingin sekali rasanya Al memeluk Bilall dan mengatakan bahwa dia lah Ayah kandungnya, meski Al harus siap dengan konsekuesinya,bisa saja nanti saat Bilall, sadar tidak menyukai hadirnya, setelah apa yang terjadi di masalalu.

#FlashBack..

"Jes, boleh aku menjenguk Bilall, sebentar saja."

"boleh Mas,silahkan."

"terimakasih Jes,sudah memberi izin."

"iya."

Al berjalan menuju ruang dimana Bilall kini tengah berbaring, Al juga sudah terbalut baju steril rumah sakit.

"Hay jagoan... apa kabar" air mata Al perlahan berjatuhan mentap sang Anak yang kini terbaring di hospital bad

"papa senang bisa melihatmu dan menyentuh wajahmu, sadar nak, papa mau kamu sadar, pukul papa, hukum papa, sesuka hatimu. papa memang pantas di hukum atas semua salah yang papa perbuat padamu. tapi tolong jangan benci papa. papa tidak akan kuat untuk itu."

membelai wajah Bilall,mendaratkan beberapa kecupan di kening Bilall, pipi Gembul Bilall, basah dengan air mata yang berjatuhan dari kedua bola mata Al.

"bagun nak, pukul papa dengan tangan kecil mu ini agar papa sadar, dengan kesalahan papa."

🌷My Confidant Friend Is My Destiny   ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang