Namaku adalah Alena Putri Dwika. Nama yang biasa saja dan dengan kepribadian yang biasa juga. Namun aku memliki kehidupan bahagia dimana aku punya dua sahabat semenjak SMA, teman kerja yang semuanya adalah orang baik dan juga pacar yang nyaris sempurna, dan dapat diandalkan.
Tapi kali ini biar aku ceritakan tentang seseorang. Seseorang yang menurutku sangat menarik dan unik.
Dia adalah teman kerja yang baik, junior yang sopan dan jika tersenyum, akan membuat para wanita dewasa sepertiku harus beristighfar beberapa kali. Tapi tentu saja tidak sampai lebih dari itu, karena bagaimana pun aku sudah punya kekasih yang akan menjadi tunangan ku dalam beberapa bulan lagi. Jika Tuhan menghendaki.
Namanya Kalendra, Kalendra Nugroho. Namanya yang unik itu, sering kali aku dan teman-temanku plesetkan menjadi Kalender, dan wajah kalemnya itu akan langsung cemberut namun akan tersenyum malu lagi jika kami menggodanya. Lucu sekali.
Pertemuanku dengannya terjadi saat kantorku merekrut pegawai baru. Fresh graduate yang baru mendapat gelar sarjana, muda-mudi yang masih kinyis-kinyis.
Mari kita bergerak sedikit ke belakang, ke masa perkenalan ku dengan si anak baru yang di masa sekarang menjadi teman dekatku.
*
"Selamat pagi, Team! Pagi ini ada kabar baik untuk kalian. Team kita yang dari sebulan lalu kekurangan tenaga kerja karena Kitty tiba-tiba menikah, akhirnya mendapatkan pengganti Kitty yang akan meringankan pekerjaan kita dan membuat kita tidak akan lembur di akhir bulan lagi. Yeayy!"
Aku terkikik geli saat melihat Mas Adit yang merupakan ketua team kami yang bergerak di bagian Personalia. Dalam beberapa meeting rutin yang kami lakukan setiap minggu, sering kali Mas Adit bercelutuk tentang kekurangan tenaga dalam team kami, beliau selalu bilang 'kita ini bagian personalia yang menyediakan tenaga kerja untuk setiap divisi, kok bisa-bisanya kita sendiri yang kekurangan tenaga kerja'. Maka dari itu ketika pada akhirnya ada kandidat yang tepat untuk mengisi kekosongan Kitty yang mengalami 'kecelakaan' dengan kekasihnya dan harus menikah, Mas Adit adalah yang paling senang.
"Nah anak baru, coba kenalkan diri kamu kepada semua orang disini. Team kita terdiri dari tujuh orang, termasuk saya dan kamu sendiri yang baru bergabung hari ini. Sebelum mereka memperkenalkan diri satu persatu, silahkan kamu dulu yang memperkenalkan nama kamu."
Mas Adit menepuk bahu seorang pria yang aku taksir masih berumur awal dua puluhan. Jika aku deskripsikan layaknya perkenalan dalam novel, pria ini memiliki tubuh yang cukup tinggi tapi terlihat kurus walaupun tidak sampai kurus kering seperti orang sakit. Rambutnya dipotong rapi, tapi tidak terlalu cepak seperti tentara. Kulitnya kuning langsat, wajahnya terlihat biasa saja tapi memiliki aura yang...ramah?
Uh aku sebenarnya tidak terlalu baik dalam mendeskripsikan seseorang, tapi jika bisa aku simpulkan, anak ini lumayan juga.
"Selamat pagi.."
Dan aku paling suka suaranya. Terkesan dalam tapi serak. Gimana ya cara jelasinnya? Suaranya bikin aku pengen dengerin dia ngomong lama-lama, kayak penyiar radio.
"Perkenalkan nama saya Kalendra Nugroho--"
"Kalender?"
Aku terkejut. Ternyata suara yang menyahuti dengan tidak sopan itu adalah suaraku sendiri.
Aku meringis, menutup sebelah mataku dan membukanya perlahan sebelum sesaat kemudian semua orang menertawakan celetukan ku.
"Ma..aaf.." ujarku pada anak baru itu.
Dan saat itu satu lagi yang aku suka dari Kalendra Nugroho, senyumnya yang tampak polos dan malu-malu itu, aku suka.
"Jangan diambil hati ya, Kal. Yang disana itu memang paling ceriwis dan suka komentar, tapi tenang aja. Dia udah jinak dan vegetarian."

KAMU SEDANG MEMBACA
Namanya, Kalendra
Любовные романыAlena tidak pernah menduga jika seorang junior di kantornya yang dia anggap layaknya adik sendiri justru menjadi orang yang paling berjasa dalam menyembuhkan luka hatinya. Namanya Kalendra, pria polos dan kolot yang hanya bersikap seenaknya di depan...