Episode 2

741 75 13
                                    

Di sebuah tower mewah, Wendy sedang membaca laporan yang ada di tabletnya sambil melihat berkas yang ada di mejanya. Raut wajahnya menggambarkan kegelisahan, bahkan tidak seperti biasanya saat Wendy akan mengambil sebuah keputusan.

drrt..drrt..

" Yeoboseyo? "

" Seungwan, apakah kau sudah membuat keputusan? "

" Ne, aku sedang memikirkannya. Aku harus berhati-hati dengan hal ini. Jika salah langkah, semuanya akan hancur. "

" Gwenchana jika kau ragu, aku bisa melakukannya sendiri. "

" Aniyo, aku hanya membutuhkan waktu berpikir. "

Wendy melihat ke arah pintu dan ia menatap curiga.

" Aku hubungi lagi nanti. "

Pintu terbuka dan Wendy melihat ibunya masuk.

" Eoh,eomma. Annyeonghaseyo. ", Wendy langsung berdiri dan membungkuk.

 ", Wendy langsung berdiri dan membungkuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Kau sedang sibuk ? "

" Ah, tidak terlalu. Wae ? "

" Eomma menghubungi ponselmu tapi tidak bisa. Nayeon juga bilang kau banyak menerima panggilan telepon hari ini. "

" Ah, ne. Aku sedang ada urusan yang penting tadi. "

" Eomma datang untuk membawa undangan jamuan makan malam beberapa investor. Pastikan kau mengajak istrimu. "

" Ne, pasti, eomma. "

" Oh iya bagaimana keadaan Saeron ? "

" Saeron baik-baik saja, eomma. Dia berada di sekolah saat ini. "

" Jaga anak tunggalmu baik-baik. Kasih sayang yang seimbang dari orangtuanya sangat penting. "

" Ne. "

Wendy menundukkan kepalanya saat Yoona pergi.

Other Side

Irene sedang menunggu di gerbang sekolah menengah pertama, di tengah-tengah kesibukannya, ia selalu menjemput anak semata wayangnya. Ia sangat menyayangi anaknya bahkan tak ingin bila sesuatu yang buruk menimpa anaknya.

" Eomma! "

Irene tersenyum lebar saat melihat anaknya berlari ke arahnya sambil membentangkan tangan.

" Astaga, kau sudah besar sekali."

" Aigo, mengapa kau mengatakan hal itu seperti kau jarang melihatku? Kau selalu mengucapkan itu bahkan setiap kali aku memelukmu. "

" Mian, eomma hanya bergurau. "

" Eomma, appa eodi ? "

" Seperti biasa, dia tidak bisa dihubungi di detik-detik terakhir. "

Sky FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang