" Guerae. Mianhae, aku tidak bisa menemuimu dulu. "
" Ne, aku mengerti apa yang sudah kau bicarakan dengan Yeri. Gomawo, kau sudah menceritakan semuanya dengan jujur pada Yeri. "
" Ne. "
Wendy menjauhkan ponselnya dari telinga dan perlahan berbalik badan.
Chaeyoung...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Detak jantung Wendy sudah tidak karuan saat melihat sorot mata Rose.
" Siapa yang kau hubungi barusan ? "
Wendy langsung kehilangan kata-katanya dan matanya sudah tidak karu-karuan melihat kesembarang arah.
" Nugu ? "
" Uhm, tadi dari- "
" Irene Bae ? "
Wendy yakin dengan jelas, ia melihat mata Rose berkaca-kaca.
" Kau masih menghubunginya ? "
" Chaeyoung.."
" Jawab aku. "
" . . . . "
" Sesulit itukah kau melupakan seorang Irene Bae, Wendy Son ? Tidak bisakah kau benar-benar merasakan perasaanku yang begitu tulus dan besar untukmu ? Bahkan setelah kehadiran Saeron ? "
" Mianhae, Rose. "
" Sadarkah kau jika rasa cintaku begitu besar untukmu sampai aku tidak menyadari kau sedang melakukan hal yang tidak benar di belakangku ? Kalian bahkan sudah sampai memiliki properti bersama, untuk apa, Wendy ?! "
" . . . . "
" Wendy, can you use your brain to do this ? You already have a family, same as her. Have you ever thought about her daughter's feelings ? "
" I'm sorry, Rose. "
Rose memejamkan matanya dan mencoba menahan emosinya dengan senyum pahit.
" Bisakah kau jelaskan padaku. Apa kurangnya aku padamu ? Apakah aku tidak cukup setia untukmu ? Apakah aku tidak cukup sabar untukmu ? "
" . . . . "
" Aku tidak menuntut apapun darimu, Wendy. Tidak untuk hartamu, tidak untuk waktumu, tidak untuk privacymu. Mengapa kau masih melakukan hal ini di belakangku ? Apa yang kau inginkan darinya ? Apa ?! "
" Kau tidak mengerti, Rose. "
" Katakan padaku agar aku mengerti cara untuk menjadi seperti dia ! Menjadi seseorang yang selalu ada dihatimu, di pikiranmu, bahkan di seluruh aspek kehidupan mu! "
