Episode 9

380 51 8
                                    

Pintu rumah terbuka, suara roda koper memasuki ruang tamu bersamaan dengan langkah seorang yeoja.

" Yerim-ah, appa eodi ? "

Yeri hanya diam dan sedikit memalingkan pandangannya. Irene terus memperhatikan anaknya.

" Molla. ", Yeri beranjak dari sofa ruang tamu.

Irene mulai merasa ada yang aneh dengan Yeri. Sementara itu, di kamar, Yeri masih memikirkan apa yang ia lihat tadi siang.

" Bagaimana bisa mereka mengenal satu sama lain dengan sangat dekat ? "

Yeri masih tidak bisa melupakan bayang-bayang Irene yang mengalungkan tangannya di lengan Wendy.

Night

Suasana di meja makan tampak hening, Yeri hanya melamunkan makanannya dan sesekali melirik ke arah Irene.

" Mengapa kau tidak memberitahuku kalau kau akan pulang hari ini ? "

" Gwenchana, aku tidak ingin mengganggu kesibukanmu. Lagipula aku juga bisa pulang sendiri, kan? "

" Tidak masalah jika kau minta untuk dijemput. Aku akan melakukannya. "

Hati Yeri mulai terasa sakit terlebih ketika ia melihat Seulgi tersenyum begitu tulus.

Appa, bagaimana caraku memberitahu hal ini padamu ?

Disisi lain, Wendy sedang berada di bandara sambil melihat ke arah jam tangannya. Senyumannya terus terpancar sambil melihat sisi kiri dan kanan pintu kedatangan.

" Daddy! "

Wendy langsung melambaikan tangannya dan mendekat.

" Whoa, aku sangat merindukanmu, Saeron. "

Pelukan hangat itu disaksikan juga oleh teman-teman Rose. Tak lupa juga Wendy memberikan pelukan itu pada Rose.

" Ya ampun, senang sekali rasanya kalau kehadiranku dinantikan oleh pasanganku. ", ucap Jennie.

" Ya ampun, makanya dipilih, jangan semuanya dijalani. "

" Siapa ? Siapa ? Ha ? Yang mana maksudnya ? ", Jennie langsung menaruh tasnya dan menatap Lisa.

Aksi keduanya itu membuat yang lain tertawa. Sementara Jisoo hanya tersenyum memperhatikan kebahagiaan kecil keluarga Rose.

ting...

Jisoo membaca pesan masuk di ponselnya dan raut wajahnya menggambarkan sedikit kekecewaan.

" Aku pikir kita bisa pulang bersama tadi. "

" Mianhae, Rose. Ada hal yang mendadak harus aku urus lebih awal. "

Mendengar ucapan itu, Jisoo mulai merasa ada sesuatu yang aneh pada kebetulan-kebetulan yang terjadi beberapa hari ini.

Next Day

Saeron menghampiri Yeri yang sedang duduk sendirian di halaman sekolah.

" Yerim-ah. "

Raut wajah ceria Saeron mendadak bingung, karena Yeri menatapnya sedikit sinis.

" W..wae ? "

Yeri hanya terdiam dan memalingkan wajahnya.

" Apa ada yang salah ? "

" Aniyo. "

Saeron duduk di samping Yeri sambil membuka tabletnya. Diam-diam Yeri memperhatikan hal itu.

" Kau baru mendapatkanya ? "

" Sebenarnya sudah sejak ujian tepatnya beberapa hari setelah kau memiliki tablet juga, tapi aku tidak membawanya ke sekolah, aku takut ceroboh dan meninggalkanya di kelas. "

Sky FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang