Pagi hari situasi daerah perkantoran sudah ramai orang berlalu lalang. Termasuk di salah satu gedung perkantoran mewah, seorang yeoja berpakaian sangat menarik baru saja keluar dari mobil dan semua orang memberikan salam padanya. Langkah jenjangnya dan senyuman hangatnya membuat siapa saja pasti jatuh hati padanya.
" Kami sudah memasang semuanya dengan baik. "
Yeoja itu hanya tersenyum, ia berjalan ke arah kursi kerjanya dan melihat bingkai foto.
Meskipun hanya sebentar, aku senang bisa melihatmu lagi.
Di sisi lain, Wendy berdiri di depan sebuah gedung yang baru saja memasuki tahap penyelesaian. Sebuah mobil berhenti di belakangnya dan membuat beberapa orang memberikan salam.
" Apakah semuanya sudah selesai ? "
" Astaga! Joohyun, mengapa kau datang ke sini ? "
" Wae ? Apa aku tidak boleh melihat gedung yang nantinya jadi milikku juga ? "
Wendy melihat ke sekelilingnya dan membawa Irene menjauh.
" Mereka semua stafku di Korea, Joohyun. Mereka bisa mengatakan hal seperti ini pada Rose. "
" Apa kau masih mengkhawatirkan soal itu ? Bukankah mereka sudah terbiasa dengan pertemuan kita ? "
Kejanggalan sikap Wendy membuat Irene heran. Ia tidak biasa melihat Wendy gugup saat berada di dekatnya.
" Kau bersama asistenmu ? "
" Ne. Aku mengajak Dahyun, tadi aku habis menghadiri pertemuan. "
Wendy mengangguk pelan dan sesekali beradu tatap dengan Dahyun dari kejauhan.
" Soal keberangkatanmu ke Jepang, apakah jadi ? "
" Ne, aku akan berangkat besok. "
" Kau akan meninggalkanku untuk berapa lama ? "
" Pertanyaanmu. Bukankah setelah satu jam keberangkatanku, kau selalu menyusul ? "
" Aku hanya memastikan, mana tahu kau membawa istri dan anakmu. "
" Rose ada urusan bersama teman-temannya di Australia, dia juga akan membawa Saeron."
" Geurae. "
" Kalau begitu sekarang kembali ke kantor, jangan lupa makan siang. "
Wendy melangkah meninggalkan Irene, namun dengan cepat Irene langsung menggenggam tangan Wendy.
" Tidak mau memberikan sesuatu sebelum berpisah ? "
" Joohyun..."
Irene menunjukkan wajah kekanak-kanakannya dan Wendy hanya bisa mengusap permukaan tangan Irene, kemudian melepaskannya.
Dalam perjalan menuju rumah, Wendy termenung memandang keluar jendela mobil.
" Is she the one in your life, dad ? "
" . . . . "
" There's two people in my life. "
" What ?! "
" It must be my little angel and your mom, Saeron. "
" Dad! I love you! "
Wendy terbayang wajah Saeron yang begitu senang mendengar jawabannya semalam. Meski begitu, ia merasa sudah membohongi Saeron dengan jawaban itu.
ting..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Fall
Fanfiction"Semuanya terlihat sempurna, begitupun dengan perselingkuhan kami. "