Chapter #6

2.9K 288 82
                                    

"Menurutmu apa dia akan tau?" tanya Vegas pada seseorang sambil berjalan.

"Aku tidak yakin tuan,"

"Bawakan semua berkas laporan hari itu padaku!"

"Baik tuan."

Vegas duduk, mengerutkan keningnya sedikit frustasi.

"Aku hanya tidak mengerti kemana itu hilang!" gumamnya agak kesal.

Di tengah pikiran kalut itu, handphone Vegas berdering, Pete menelponnya.

"Ada apa?"

"Sawadikhap Khun Vegas, apa kau tidak ke rumah sakit?"

"Tidak!"

"Eee.... Tawan...."

"Aku tidak peduli!"

"Khun Vegas, Tawan sekarang kritis. Dokter memintaku untuk menghubungimu untuk membantunya pulih. Bisakah kau datang?"

Vegas mematikan telponnya.

"Shia!! dia tidak punya hati apa?!" gumam Pete kesal.

Pete masuk ke ruangan Tawan dan menemui dokter.

"Aku sudah menghubungi satu-satunya orang yang dia punya."

"Terimakasih banyak." ucap sang dokter.

"Apa yang membuatnya Kritis, dokter?"

"Pasien memiliki penyakit jantung bawaan, jadi sangat mudah kelelahan. Kami sudah menanganinya, tapi..... kita masih menunggu keadaannya membaik."

"Penyakit jantung?" tanya Vegas terkejut.

Pete juga ikut terkejut karena Vegas ternyata datang ke rumah sakit setelah mematikan telponnya.

"Tawan tidak pernah mengatakan ini kepadaku sebelumnya! apa pemeriksaan kalian sudah benar?!"

"Sudah tuan, anda bisa cek sendiri hasil lab nya." ucap dokter memberikan hasil pemeriksaan.

Vegas masih belum bisa percaya.
Bagaimanapun juga, sebenarnya Vegas masih menyayangi Tawan. Jika tidak, dia tidak akan sekecewa itu pada Tawan, dan sepanik ini saat Tawan terluka.

"Tawan? sadarlah. Aku ada di sini." ucap Vegas duduk dan menggenggam tangan Tawan.

Dokter dan Pete keluar dari ruangan itu.

Pete kembali ke ruangan Macau untuk menemani Macau di sana.

"Ada apa Pete? apa yang kau pikirkan?"

"Ada apa Pete? apa yang kau pikirkan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Macau:
Adik Khun Vegas

"Bukan apa-apa." jawab Pete sambil tersenyum.

"Kau memikirkan kakakku?"

"Tidak. Aku tidak memikirkan apapun. Aku hanya..... hanya.... lapar. Iya lapar. Aku akan membeli makanan dulu." Pete lalu keluar dan membeli makanan.

Setelah kembali membeli makanan, Pete masuk ke ruangan Tawan terlebih dahulu.

LOVE AND SPY (VP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang