"Bodoh, bisa-bisanya lengan kananmu terluka dan kau tidak menyadarinya," Jaehwan mengomeli Seokjin,
Mereka berempat baru saja main sepak bola di lapangan. Kegiatan iseng, berawal dari ide Mingyu yang kurang kerjaan.
Mingyu dan Gikwang sedang mengembalikan bola sepak ke gudang olah raga sementara Jaehwan dan Soekjin akan pulang dulu dengan mengambil tasnya di kelas.
"Kau pulang saja dulu, aku mampir ke UKS sebentar," ujar Seokjin segera.
Jaehwan akan menemani Seokjin tapi Seokjin sudah duluan berlari meninggalkannya.
Seokjin sampai di UKS dan mengambil obat untuk lukanya di lengannya setelah membersihkannya dengan alkohol.
Awalnya Seokjin hanya fokus mengobati lukanya, namun perhatiannya tertuju pada suara isakan yang dia dengar dari bilik bangsal tempat tidur di sampingnya.
Seokjin mengembalikan semua obat yang dia gunakan ke dalam kotaknya dan berjalan ke arah bilik.
Seseorang tengah tertidur dengan wajah mengerut tak nyaman dan dia menangis sesengukan.
Seokjin mendekati bangsal untuk mengecek keadaan anak itu. Dan terkejut menemukan Jungkook dengan keadaan seperti itu.
Dia tidak menyangka Jungkook mengalami mimpi buruk dan nampak begitu tersiksa.
Seokjin memanggil nama Jungkook perlahan dan mencoba menenangkannya dengan menepuk-nepuk dadanya pelan.
Butuh waktu sampai Jungkook sudah mulai tenang dan Seokjin menarik satu kursinya mendekat ranjang yang ditempati Jungkook.
Seokjin juga membersihkan keringat di kening Jungkook yang bermunculan.
"Apa kau demam? Kenapa keringatnya terus keluar?" bisik Seokjin panik.
Tubuh Jungkook memang terasa hangat, namun tidak sampai demam. Itu yang Seokjin rasakan saat dia mengenggam satu tangan Jungkook.
Tak lama kemudian, mata itu terbuka. Jungkook bangun.
Tampak terkejut saat menyadari ada Seokjin yang duduk di sampingnya menungguinya. Jungkook yang merasa Seokjin mengenggam tangannya lalu menepisnya kuat-kuat.
"Jungkook kau mimpi buruk, kau sampai menangis," kata Seokjin,
Hal itu membuat Jungkook tiba-tiba bangun dari ranjang, mengabaikan rasa pusing karena baru bangun.
Jungkook tanpa mengatakan apapun menyambar tasnya.
"Jungkook, kau mau kemana? Apa kau sudah baikan? Apa kau sakit?" Seokjin mengikuti arah Jungkook berjalan.
Jungkook sedikit terhuyung begitu dia mencoba berjalan menuju pintu keluar UKS.
Jungkook tidak menyaut, dia mengabaikan Seokjin sama sekali.
"Jungkook, jika sakit kau bisa istirahat lagi, aku akan menjagamu," kata Seokjin dari belakang punggung Jungkook.
"DIAMLAH!" Jungkook langsung membentak Seokjin.
Suara Seokjin hanya membuat kepalanya semakin pening.
Cukup dia sudah merasakan siksaan ini berhari-hari, dan tidak ditambah kehadiran Seokjin yang semakin membuat dirinya membenci anak kurus di belakangnya ini.
"Jungkook, aku hanya khawatir," kata Seokjin takut-takut.
Jungkook yang sedang mengatur nafasnya karena emosinya baru saja meledak menyangga tubuhnya dengan memegangi pintu UKS.
Kehadiran Seokjin benar-benar membuat naik darah.
"Sudah kuperingatkan, jauhi aku dan anggap kita tidak pernah kenal," katanya dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days to Save You
Teen FictionJungkook bermimpi satu teman kelasnya meninggal. Sejak itu kehidupan tenangnya berubah. Apakah mimpi buruknya akan menjadi kenyataan? Dan akankah dia bisa merubah takdir dan menyelamatkan masa SMAnya? Cover is taken from fanart Pinterest #1 taejink...