Empat tahun ini, sejak kepergiannya ke Jepang dan tinggal bersama ibu kandungnya, hidup Kim Taehyung banyak berubah. Taehyung yang dulu di kenal sebagai anak yang aktif dan selalu mengikuti banyak kegiatannya di sekolah mulai menarik diri.
Ibu Taehyung senang karena Taehyung akhirnya mau kembali kepadanya. Sesuatu yang merubah kehidupannya saat dia di diagnosa penyakit berbahaya dan mulai menerima keadaan putra yang sudah lama di tinggalkannya. Karena merasa hidupnya tidak lama lagi, ibu Taehyung mencurahkan segala kasih sayangnya pada satu-satunya darah dagingnya itu.
Namun beliau tidak tahu, Taehyung membawa luka dan perasaan bersalahnya ke Jepang. Ibunya pikir Taehyung murung dan menyendiri karena anak itu yang masih belum bisa menerima dan memaafkan dirinya kala itu.
Taehyung memang merasa terbuang begitu dia ditinggalkan ibunya dan di titipkan pada saudara kandung ibu Taehyung. Namun, rasa iba dan sayang sebagai anak sudah mengalahkan perasaan dendam itu. Pun karena saat itu, Taehyung butuh pelarian untuk masalahnya sendiri.
Dia melarikan diri seperti halnya pengecut.
Ucapan Jungkook yang mengatakan kalau mereka bertiga adalah bentuk renkarnasi cerita tragis di masa lalu membuka matanya akan kenyataan pahit yang meski dia tempuh. Jika saja saat itu Jungkook tidak menahannya dengan keras dan putus asa. Mungkin Taehyung akan masih bersama anak itu. Atau mungkin juga, anak itu tetap yang akan pergi dari hidupnya selama-lamanya.
Taehyung tidak tahu dan tidak mengerti bahkan sampai sekarang. Apa keputusannya saat itu pergi tanpa pamit dengan sahabatnya yang masih di rumah sakit dalam keadaan belum sadar membuat anak itu masih bisa bertahan sampai sekarang?
Taehyung sama sekali tidak mendengar apapun. Bahkan dari Jungkook sekalipun.
Taehyung banyak melepaskan setelah itu. Hasratnya untuk jadi nomor satu, jadi orang yang menonjol di antara yang lain seperti yang dia lakukan saat masih sekolah, semua sudah tidak berarti lagi untuknya. Taehyung lulus dengan normal seperti yang lain, dan bekerja sebagai akuntan di perusahaan ayah Jungkook. Sebelumnya, dia menolak tawaran ibunya untuk bekerja di tempat yang ia rekomendasikan.
Taehyung kembali ke Korea dua tahun sejak kepergiannya ke Jepang. Ibunya sudah bisa melewati masa kritisnya setelah melawan kanker yang dia derita.
Ibu Taehyung yang memintanya kembali. Itu menjadi pilihan ibunya sendiri, karena dia merasa, Taehyung kehilangan jiwanya saat tinggal bersama dirinya di Jepang .
Ibu Taehyung berharap, Taehyung bisa kembali seperti dirinya yang dulu saat dia berada di tempat yang seharusnya. Di Korea, bersama keluarga yang sudah merawatnya dan bersama teman-teman yang dia rindukan. Ibu Taehyung berfikir demikian.
Tapi nyatanya, Taehyung memang sudah kehilangan beberapa sisi di dirinya yang dulu. Sampai anak kecil itu hadir di hidupnya.
Jeon Jinnie. Yang menjadi kesayangannya, pelipur lara serta temannya saat sepi.
Keadaan ibu Jungkook yang memang sudah sakit-sakitan sejak dulupun membuat Taehyung sering mengantikan peran baby sitter di tengah kesibukannya berkuliah. Taehyung bahkan sempat rela tinggal satu rumah lagi dengan Jungkook. Demi Jinnie.
Merawat Jinnie seperti halnya adik kandungnya sendiri. Taehyung kembali merasakan kehangatan itu dari anak kecil itu.
.
.
Lalu bagaimana dengan Jeon Jungkook?
Jungkook memendam semuanya sendiri. Lebih kuat dan lebih matang berfikirnya ketimbang saudara sepupunya. Tentang kesiagaannya dengan berbagai kemungkinan yang terjadi pada keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days to Save You
Teen FictionJungkook bermimpi satu teman kelasnya meninggal. Sejak itu kehidupan tenangnya berubah. Apakah mimpi buruknya akan menjadi kenyataan? Dan akankah dia bisa merubah takdir dan menyelamatkan masa SMAnya? Cover is taken from fanart Pinterest #1 taejink...