32. Meaning

333 38 6
                                    

Taehyung mendorong kursi roda Seokjin masuk ke dalam sebuah tanah pemakaman. Nyonya Jeon meninggal tepat setelah satu bulan Seokjin di rumah sakit. Penyakitnya membuatnya kembali melakukan operasi. Dan ternyata setelah operasi keadaan ibu Jungkook melemah dan akhirnya perempuan yang sudah menjadi satu-satunya ibu Seokjin yang dia kenal, menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggalkan keluarga yang dia cintai.

Taehyung membiarkan Seokjin mengeluarkan semua perasaannya di depan makam nyonya Jeon. Taehyung menjauh agar Seokjin lebih leluasa. Hatinya sakit, namun dua bulan ini, dia sudah mencoba menata hatinya pasca kehilangan perempuan yang sudah banyak berpengaruh dalam hidupnya.

"Tae," seseorang memanggilnya pelan,

Jeon Jungkook, mendekati Taehyung setelah beberapa lama.

"Kau menusul kemari?" bisik Taehyung,

Jungkook mengangguk, lalu tatapannya berfokus pada Seokjin yang memunggunginya dengan kursi roda.

"Apa Seokjin baik-baik saja?" tanyanya sendu,

"Dia masih syok, dan memaksa ingin ke sini, padahal dia baru sehari bangun,"

Jungkook mengangguk, lalu berjalan pelan ke arah Seokjin,

"Jungkook," Seokjin yang sudah penuh air mata, memanggilnya setelah menyadari kehadiran Jungkook di sampingnya.

"Aku di sini Seokjin," kata Jungkook lembut, membungkuk agar bersejajar dengan Seokjin.

"Maaf, karena aku tidak bangun lebih cepat," kata Seokjin, penuh penyesalan.

"Aku senang kau akhirnya bangun, eomma pasti senang," Jungkook mencoba menarik senyum di bibirnya.

"Tapi eomma pergi saat aku bangun," Seokjin kembali terisak,

"Stt, eomma tahu kok, dia selalu datang berkunjung sebelum sakit, bahkan dia ingin di rawat di kamar dekat denganmu, dia sering mengobrol denganmu banyak hal,"

"Maaf Jungkook, maafkan aku,"

"Aku yang harusnya berterima kasih, di akhir kehidupan eommaku, dia sangat bahagia,"

"Harusnya aku menyadari itu eomma, harusnya aku tahu dia menjagaku selama aku tidur, tapi dengan bodohnya aku tidak mengetahuinya," Seokjin masih nampak menyalahkan dirinya sendiri.

"Sudahlah, eomma sudah tenang dan tidak sakit lagi, kami sudah merelakannya Seokjin, kau juga ya," Jungkook tersenyum dengan hangat.

"Jungkook, bagaimana Jinnie?"

"Di rumah,"

Seokjin kembali menangis mengingat adik Jungkook dan membayangkan anak sekecil itu harus kehilangan ibu yang melahirkannya dan tumbuh tanpa sosok seorang ibu.

"Jungkook, aku ingin bertemu Jinnie, Jungkook aku ingin menemaninya. Jungkook bawa aku pulang ke rumah," desak Seokjin setelahnya.

"Iya, ayo kita pulang,"

.

.

.

Suasana rumah sudah tidak sama lagi setelah Seokjin kembali ke kediaman Jeon. Meski sepertinya semua orang sudah mulai menerima keadaan tapi Seokjin masih merasa duka yang dalam sepeninggal ibu Jungkook.

Ayah Jungkook menyewa asisten rumah tangga untuk mengurus rumah dan juga merawat Jinnie. Tapi Seokjin juga berperan membantu. Dia sepenuhnya mengurus segala keperluan Jinnie, agar Jinnie tidak kesepian seperti halnya dirinya yang sebatang kara.

"Jangan memaksakan diri Seokjin," Taehyung memperingatkan,

Seokjin juga sudah memulai bisnisnya di restoran selain mengurus Jinnie,

100 Days to Save YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang