Tidur Seokjin terganggu, rasanya dia baru menutup matanya sebentar namun sesuatu mengusik tidur malamnya. Dia juga akhir-akhir ini cukup lelah karena masalah pengalihan kepemilikan restoran makan yang akan di kelolanya dan masalah seabreg lainnya menyangkut tempat itu. Ternyata tidak sesimple yang Seokjin pikirkan, tapi Seokjin cukup menikmatinya.
Taehyung sudah berada di sampingnya di atas tempat tidur. Tidur miring di sisi lain.
"Kapan kau pulang?" tanya Seokjin, senang karena Taehyung pulang ke rumah ini alih-alih ke apartemennya dan tinggal sendirian.
"Barusan," jawab Taehyung tersenyum,
Tercium bau alcohol yang menyengat dari mulut Taehyung.
"Kau mabuk ya?" Seokjin mencoba bangun dan memicingkan matanya, dia juga menyalakan lampu di atas nakas agar bisa melihat wajah Taehyung dengan lebih jelas.
"Aku baru saja ikut pesta penutupan proyek, aku ambil cuti sebulan ini," jawabnya enteng, ikut duduk bersama Seokjin, tapi dia merebahkan setengah badannya pada kepala tempat tidur.
Taehyung sudah menganti baju kerjanya dengan baju rumah.
"Wah, aku iri sekali. Bisa kerja, ketemu banyak orang dan pesta alcohol," terdengar nada sedih dari Seokjin.
Seokjin juga ingin punya kesibukan seperti Taehyung, ya meski dia juga sudah memulai karirnya, pasti akan terasa berbeda jika menjadi pekerja kantoran.
"Apa kau ingin melakukan semua itu? Bukannya menyenangkan jadi pengangguran saja," ledek Taehyung,
"Yak!" Seokjin nampak cemberut.
"Eomma, bilang kau juga sedang sibuk mengurus restora-"
"Stop!" Seokjin menahan ucapan Taehyung,
"Kenapa sih?" Taehyung nampak bingung,
"Aku kan rencananya akan memberi kejutan padamu dan Jungkook,"
Taehyung tertawa, "Jadi begitu ya?"
Seokjin mendesah, sepertinya rencananya akan gagal total. Seokjin juga ingin terlihat keren seperti yang lainnya, kan?
"Hahaha, aku malah sedang ingin resign akhir-akhir," Taehyung menerawang,
Nampak guratan lelah di wajah tampannya, Taehyung jadi terlihat 10 tahun lebih tua dari usianya kalau sedang begini.
Seokjin menarik kedua kakinya dan memeluknya. Dia ngantuk, tapi juga ingin ngobrol banyak dengan Taehyung.
"Kenapa?" Seokjin memiringkan kepalanya dan meletakanya di atas lututnya.
"Ibuku, dia ingin aku fokus dengan kesehatan mentalku," cerita Taehyung,
"Taehyung, apa kau sakit?" wajah Seokjin berubah khawatir mendengar pengakuan Taehyung.
Taehyung hanya terkekeh,
"Aku lama tidak ke psikiater,"
"Kau sakit apa?" desak Seokjin, karena dia tidak tahu apa-apa soal ini.
"Hanya kadang terlalu gampang panik dan kadang terlalu sering menyiksa diri sendiri jika itu menyangkut pekerjaanku. Aku belum benar-benar memutuskan untuk keluar sih, aku terpikir itu jika aku sangat lelah seperti hari ini,"
Seokjin menganggukan kepalanya, dia mengerti, setiap orang pasti pernah berada di titik seperti ini kan? Jenuh dan merasa butuh waktu untuk fokus dengan dirinya sendiri.
"Apa yang kau cemaskan, bukankah kau sudah bahagia dengan keluargamu di sini? Ah maaf Taehyung, aku tidak tahu tentang ibumu sebelum eommoni menceritakannya. Apa aku lancang?" tanya Seokjin, dia memang banyak mendengar kisah keluarga Taehyung dari ibunya Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days to Save You
Teen FictionJungkook bermimpi satu teman kelasnya meninggal. Sejak itu kehidupan tenangnya berubah. Apakah mimpi buruknya akan menjadi kenyataan? Dan akankah dia bisa merubah takdir dan menyelamatkan masa SMAnya? Cover is taken from fanart Pinterest #1 taejink...