Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepertinya Jeno salah dengan menerima ajakan Hyunjin datang kemari. Nyatanya pria itu malah pergi memesan kamar dengan seorang wanita yang entah dia dapat darimana. Sementara Jaemin, lelaki itu sengaja tidak ikut dan berakhir ia sendiri duduk di meja bar dengan segelas wine- gelas kedua.
Toleransi alkohol nya memang tinggi, tidak jarang Jeno menghabiskan satu botol sampanye sendirian dan masih bisa menyetir mobil. Kebiasaan buruk yang satu ini tolong jangan ditiru.
"Tequila milikmu, Nyonya" suara datar dari salah satu bartender menarik perhatian Jeno. Parasnya cantik dan masih sangat muda. Berambut panjang dengan warna hitam legam dengan poni tebal dipotong tepat diatas alis.
Sementara disisi lain perempuan yang merasa diperhatikan sontak menoleh. Menubruk jelaga kembar Jeno dengan tatapan dingin. Tidak ada kesan ramah sama sekali jika Jeno selami lebih jauh, selain sesuatu seperti sengatan pelan terasa diantara mereka. Sengatan seperti sebuah pertanda akan terjadi sesuatu diantara keduanya. Entahlah..
"Ada masalah, tuan?" sebelah alisnya terangkat naik.
"Tidak" Jeno menjawab sekenanya. Lagipula untuk apa dia berurusan dengan bartender yang baru ia lihat sekali.
"Berikan aku soju"ujar Jeno saat perempuan itu hendak pergi menjauh darinya. Entahlah aura wanita itu sungguh menarik perhatian Jeno malam ini. Hidung mancung dengan bibir yang merah merona. Sontak menarik seringai Jeno semakin lebar.
"Satu botol?"
"Hm,"jawabnya
Perempuan itu menganggukkan kepalanya pelan. Seraya menyerahkan botol berwarna hijau yang diminta Jeno tanpa ekspresi sama sekali. Jika tidak salah hitung, Jeno sering pergi kemari, tapi ia tidak pernah mendapati bartender perempuan yang begitu dingin dan terlihat tak acuh seperti ini. Apalagi terhadap dirinya.
"Sudah berapa lama kau bekerja?"
"Maaf?" Si cantik langsung membalikkan badan, menghadap Jeno dengan sebelah alis yang terangkat naik.
"Aku bertanya padamu"
"Satu hari"gumamnya tanpa minat menjawab Jeno.
Lelaki dengan paras tampan itu lalu mengangguk. Membuka botol soju pertamanya dalam keadaan hening. Membiarkan perempuan tadi melayani pelanggan yang lain. Tentunya masih dengan wajah yang sangat datar. Persis seperti melihat dirinya jika berbicara dengan orang lain. Tenang dan tanpa ekspresi berlebihan. Minus ketika melakukan misi yang mengharuskan ia untuk menyamar.
Perempuan itu bahkan tidak terlihat tergoda dengan lelaki hidung belang yang mengiming-imingi uang besar. Cukup berani untuk sekelas bartender yang baru bekerja satu hari.
"Ryujin tolong ambilkan es di gudang belakang!"seseorang berseru ditengah berisiknya bar malam ini.