market

433 28 4
                                    

Sinar matahari memang belum masuk ke kamar, namun mataku sudah terbuka. Apa karena kamarnya asing jadi tidurku kurang nyaman?

Tirai coklat itu aku buka perlahan. Jam dinding di kamar menunjukan pukul 7 pagi. Bahkan langit masih gelap agaknya mendung. Ku buka pintu kamar lalu aku lihat sekeliling, belum ada aktivitas.

Rasanya, ingin mengetuk pintu kamar Ace tapi ini terlalu pagi dan aku tidak mau menganggu istirahatnya.

Suasana begitu sepi. Agak suram tapi aku memberanikan diri turun ke lantai bawah untuk mencari dimana letak dapur.

Aku berjalan ke lorong sebelah kiri tangga,

"Morning miss Throne."

"HA! AH maaf itu kaget loh."
Aku memekik sambil mengusap dada dan menatap Lucas sebal. Dia tersenyum tengil dan mengangkat alisnya.

"Masih pagi, kenapa udah bangun?"
Tanya Lucas yang sedang menyender di ambang lorong.

"Lapar." Jawabku lalu berjalan lurus.

"Sorry to say but that is wrong way. Lo harus jalan ke arah sebaliknya."

Aku meruntuki diriku. Dengan perasaan malu, aku berbalik dan berjalan ke lorong satunya sambil menunduk. Sedangkan Lucas seperti menahan tawa lalu menggelengkan kepalanya.

"I'll show you. Follow me."

Lucas berjalan sambil menjelaskan ruangan-ruangan yang ada di rumah ini. Tenyata ini adalah rumah milik kakeknya, sudah lama tidak di kunjungi. Pantas saja aku merasakan hawa suram.

"Nah, ini baru dapur." Katanya dengan nada mengejek. Aku menatapnya sebal tapi mau bagaimana lagi memang dia tuan rumah.

Ada kulkas besar di dapur itu, aku buka dan ternyata isinya kosong. Lucas dan aku saling menatap, dia menepuk jidatnya.

Dia tertawa canggung lalu berkata, "Ha ha ha maaf sepertinya kita harus belanja."

"Ya emang harus." Jawabku.

"Yaudah lo ganti baju terus belanja, kita ke Market."

Oh no, belanja di jam 7 pagi dengan keadaan mendung di luar? Serius?
Tapi mau ga mau aku tetep harus belanja demi keamanan perut dan asam lambung.

Setelah aku bersiap-siap menggunakan pakaian yang hangat, aku berjalan ke arah pintu utama. Lucas sudah menunggu di dalam mobil.

Lucas pun menyetir dengan santai tapi daerah ini agak asing untukku. Karena selama aku tinggal di Inggris aku hanya tau Audenshaw dan London.

"Where is it? Can you tell me?" Tanyaku sambil melihat-lihat sekeliling.

Mata Lucas masih fokus ke jalanan tapi dia menjawab, "Erdington. Birmingham. Peaky Blinders." Aku mengerenyitkan dahi mengingat sesuatu yang familiar.

"Oh my god, Thomas Shelby hometown."

Lucas mengangguk, dia masih berkonsentrasi untuk menyetir. Sedangkan aku melihat sekeliling jalanan Birmingham yang belum di padati oleh manusia. 

Setelah menyetir sekitar 15 menit dari rumah kakeknya Lucas kita sampai di salah satu Market di Birmingham. Kata Lucas semakin siang akan semakin ramai jadi lebih baik segera berbelanja.

Rèverie | NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang