🔞
Reverie.
(n) a state of being pleasantly lost in one's thoughts; a daydream.
Sama dengan namanya. Reverie Throne.
Hal-hal yang menurutnya menyengkan hanya selalu ada di dalam pikirannya. Tentu akan hilang begitu saja karena itu hanyalah sebuah l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ace?!"
"Reve?!"
Sontak perasaan bahagia menyeruak di dalam diriku. Senyumanku melebar saat aku mengetahuinya ada disini. Tatapan serta senyuman Ace membuatku merasa aman. Mungkin Ace akan menjadi harapanku satu-satunya untuk bisa membawaku pulang.
Aku menoleh ke arah ayahnya Ace, dia seperti heran melihatku disini tapi dia berusaha menyembunyikan itu.
"Mr. Wong, terima kasih sudah datang jauh-jauh. Please take a seat and enjoy the food." Ucap Roman pada Ayahnya Ace.
"No problem, thank you."
Mereka pun duduk dan mulai berbicang dengan basa-basi, saling menyakan kabar dan itu tidak penting. Yang penting itu, Ace ada disini.
"Hey, it's been a while."
Aku menggangguk saat Ace memulai percakapan. Senyum sumringahku tidak bisa ku sembunyikan lagi.
"Bagai-"
"I don't know you."
Suara Jevon memotong perkataan Ace, aku menoleh pada Jevon. Itu sangat tidak sopan. Aku memutar bola mataku lalu menjawab pertakaan Jevon, "He is-"
"No, i dont ask you. Gue nanya ke lo."
Lagi-lagi Jevon memotong pembicaraan, telunjuknya mengarah pada Ace. Membuat Roman, Cecillia dan ayahnya Ace menoleh kepadanya.
"Arcelio Wong."
Ace mengulurkan lengannya kepada Jevon. Dia membalas uluran tangan itu sambil mengangguk, "Im Jevon Throne, his uncle."
Second hand embarrassed moment yang kurasakan saat ini. Memang itu adalah suatu fakta tapi bukan berarti dia dapat mengatakan itu secara gamblang bukan? Apalagi umur Jevon mungkin seumuran dengan Ace.
"Interesting. Reverie never said she had an 'uncle' who was so young, apa jangan-jangan lo seumuran sama kakaknya?" Ucap Ace pada Jevon.
Jevon menaikan alisnya dengan bingung, "Oh ya? You had a brother?"
"Yeah, two. Can you stop asking?"
Kulemparkan senyuman canggung kepada Cecillia, Roman dan ayahnya Ace. Jujur saja aku merasa tidak enak dengan orang tua di depanku ini yang memperlihatkan wajah kebingungannya kepadaku.
Meskipun tatapan mereka dingin tapi aku merasa ada percikan diantara mereka. Itu membuatku tidak nyaman karena aku duduk diantara mereka dan juga tatapan ketiga orang tua itu yang tertuju padaku.
Aku merasa aneh pada Jevon. Seharusnya dia tahu bukan aku punya kakak? Tapi, ah sudahlah bukan urusanku untuk memikirkannya. Lama-lama aku jadi mual kalo harus memikirkan yang tidak-tidak. Sepertinya aku perlu menyegarkan pikiranku.
"Aku mau pergi ke toilet."
Aku berdiri lalu masuk ke dalam rumah. Sebetulnya aku hanya ingin keluar dari situasi menyebalkan barusan. Jevon tidak harus berprilaku seperti itu bukan? Kami baru bertemu 2 hari yang lalu. Sama saja sih, aku juga baru mengenal Ace. Tapi untuk seseorang yang baru di kenal, mengapa Jevon menjadi posesif?