8.Martabak manis.

111 8 0
                                    

Ketika mobil kay melaju pergi meninggalkan tempat, dimana rey masi senantiasa melihat kepergian mobil kay sampai tak terlihat lagi.

Rey masi tersenyum mengingat kejadian beberapa menit yang lalu, dimana saat dia sedang berada di depan cafe tempatnya bekerja.

Dia melihat seorang perempuan yang hendak menyebrang jalan, akan tetapi dia lagi kebingungan. Disaat rey mendekat ternyata perempuan itu orang yang dia kenal, langsung saja rey membantunya.

Kini jam kerja rey sudah berakhir, rey meletakkan martabak di cantolan motornya, lalu masuk ke cafe untuk berganti pakaian sekaligus pamit kepada teman kerjanya.

"Dari mana aja lo rey, buang sampah kok hampir setengah jam" tanyanya

"Maaf ya bang tadi gue masi nolong orang nyebrang jalan"

"Oh, oke kalo gitu lo siap siap pulang gih sono"

Rey mengangguk dan segera bergegas keloker untuk mengambil jaket dan tasnya.

"Bang dik gue pamit ya" rey berpamitan kepada dika seniornya di cafe, dan juga bang dika lah yang membawa rey bekerja di cafe ini.

"Yoi, hati hati loe gak usah ngebut, sampek rumah langsung istrahat besok sekolah" pesan dika

Rey menaikan satu jempolnya pertanda setuju apa yang ucapkan dika. Kink sepeda metic yang sudah usang teman rey setiap hari mencari nafkah dan menuntut ilmu.

Ketika rey sudah hampir sampai dirumahnya tiba tiba dia dihadang oleh dua orang laki laki bertubuh besar "ini dia bocah ingusan yang coba coba kabur"

"Gue gak kira kabur bang, tapi gue masi gak ada uang sekarang" mereka depkolektor yang mau menagih uang setoran kepada rey.

Sekitar dua bulan yang lalu rey meminjam uang kepada mereka untuk membeli obat ibunya, dan membayar spp lisa.

"Alasan terus lo bocah, makanya kalo gak mampu bayar gak usah minjem" kata merekasambil memegangi krah baju rey.

"Bukan gitu bang, gue kalo ada udah gue kasi tanpa perlu abang mencari gue"

"Banyak bacot ni bocah gue tau lo gak bisa bayar" mereka memukuli rey.
Bugh
Bugh
Bugh

"Ampun bang, gue janji seminggu lagi gue bayar setoran bulan ini bang"

"Awas lo bohong, dan nyusain kita berdua, ayo cabut" mereka merdua akhirnya pergi meninggalkan rey yang sudah tergletak di bawah.

Dengan sekuat tenaga rey bangun menuju motonya, karena sudah tengah malam takut sang ibu khawatir padanya.

Sebelum rey memasuki rumah, dia mengambil sebuah masker di tasnya untuk menutupi luka lebam di sudut bibirnya.
Tok
Tok
Tok

"Assalamualaiku ibu, sasa"

"Waalaikumsalam bang, ibu kayaknya masi solat dikamarnya" lisa membukakan pintu rey.

"Abang punya oleh oleh buat sasa" rey menyodorkan kantok kresek tersebut.

"Wahh martabak manis"

"Sasa suka gak??"

"Suka lah, wahh strawberry kesukaan sasa, abang tau aja kalo aku suka martabak ini"

"Ya tau dong kan abang slalu tau apa yang sasa suka" ucap rey sambil mengelus kepasa sasa.

"Abang dapet uang dari mana beliin sasa martabak mahal kayak gini??"

"Udah makan aja itu rezeki dari Allah buat sasa, abang bersih bersih dulu ya, kamu kalo sudah langsung istrahat besok harus sekolah"

REYFALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang