Memang, yang namanya mengidam itu tidak tau situasi apalagi kondisi. Bisa-bisanya Renjun ingin makan mangga mentah.
Salahkan bibi oh yang menonton Chanel dimana seorang wanita sedang memakan mangga mentah dengan sambal kacang, Renjun 'kan jadi ingin.
"Kenapa tinggi sekali sih?!"
Renjun kesal saat tangannya tidak sampai untuk mengambil mangga yang diinginkannya, padahal dia sudah menggunakan tangga untuk mengambilnya, tetapi tetap saja susah.
"ASTAGA, TUAN HUANG!"
Renjun menoleh ke bawah saat mendengar seseorang meneriakinya. Dibawah sana ada beberapa maid yang menatapnya cemas, saling memegangi tangga takut tuan kesayangannya terjatuh.
"TURUN TUAN!"
Dengan berat hati serta perasaan sedih karena belum berhasil memetik mangga yang diinginkannya, Renjun segera turun atau mereka akan mengadukannya kepada Krystal.
"Maaf" Ucap Renjun pelan.
Wajahnya menunduk, jari-jari cantiknya memainkan ujung bajunya gugup. Renjun takut kalau Krystal tahu, pasti dia akan kena omelan wanita itu lagi. Cukup seminggu yang lalu saja Krystal mengomelinya hingga dia menangis, sungguh! dia tidak ingin lagi.
"Jangan beritahu kak Krystal ya?"
"Kalau tuan melakukannya lagi, kita tidak akan segan melaporkannya! Lagian tuan mau apa sih, itu tadi bahaya sekali astaga!"
Renjun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia menoleh kembali ke atas, melihat mangga incarannya terayun oleh angin. Ya ampun, Renjun ingin sekali memakannya!
"Mau itu bibi, tolong ambilkan untukku!"
Pelayan yang dipanggil bibi itu mendongak, mengikuti arah telunjuk sang tuan yang mengarah pada beberapa buah mangga mentah di atas sana.
"Apa?"
"Mau itu, mangga!"
"Itu masih mentah, tuan. Kalau tuan mau, bibi akan membelikan-"
"Mau yang itu bibi, titik! Tidak mau tau!" Rajuk si manis dengan gemas.
Mereka bingung dengan keinginan tuan kesayangannya. Apakah harus menurutinya? Tetapi, bagaimana kalau dia sakit perut karena memakan mangga mentah tersebut?
"Tu-"
"Tidak mau tau!!"
Setelah beberapa menit permintaan berat itu terlontar, akhirnya mereka memutuskan untuk menuruti kemauannya. Tidak tega juga melihat wajah seputih susu itu memerah menahan tangis hanya karena mangga.
Namun sebelum menuruti kemauan sang tuan, mereka sudah lebih dulu menyiapkan obat sakit perut yang ampuh. Untuk berjaga-jaga kalau tuan mereka mengeluh nantinya.
Satu mangga ukuran sedang sudah didapat, Renjun menyuruh bibi oh membuat sambal sementara yang lainnya sudah menunggu dibelakang taman sana, memperhatikan bagaimana lahapnya Renjun memakan mangga mentah yang mereka taksir sangat masam rasanya.
"Tuan, apa tidak asam?"
"Ini segar, tau. Kalian harus mencobanya!"
Renjun menyodorkan sedikit mangga yang telah ia kupas dan memotongnya kecil-kecil tadi. Namun langsung di tolak mentah-mentah oleh beberapa maid yang ikut berkumpul.
Renjun tertawa geli melihat kepanikan mereka, bahkan ada beberapa yang langsung pergi dengan alasan melanjutkan pekerjaannya saat dirinya tetap meminta mereka untuk mencicipinya.
"Ya sudah kalau tidak ma-"
"Sedang apa kalian disini?"
Renjun menoleh, langsung menunduk takut kepada pria dibelakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EINDE [END] ✔️
Teen Fiction𝚆𝚊𝚛𝚗𝚒𝚗𝚐 : 𝘽𝙭𝘽//𝙈𝙥𝙧𝙚𝙜//𝘼𝙛𝙛𝙖𝙞𝙧//𝙋𝙝𝙮𝙨𝙞𝙘𝙖𝙡 𝙖𝙗𝙪𝙨𝙚//𝘼𝙣𝙜𝙨𝙩 𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙖𝙣𝙟𝙪𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙥𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞. 𝙈𝙤𝙝𝙤𝙣 𝙗𝙞𝙟𝙖𝙠𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙘𝙖𝙖𝙣. [�...