E 7 [surat untuk Jeno, suamiku]

12.6K 1.1K 146
                                    

[Hai tuan ..

Bolehkah untuk sekali ini saja aku memanggilmu mas? Tidak boleh ya? Ya sudah tidak apa-apa hehe

Apakah tuan sedang membaca surat dariku? Kalau iya, terimakasih karena sudah menyempatkan waktu berharga mu demi surat tidak penting ini.

Maaf karena akhirnya memaksa tuan untuk memasuki kamar yang selalu tuan katakan menjijikan itu. Dan maaf juga karena membuatnya semakin menjijikan karena barang-barang tidak berhargaku. Kalau tuan merasa terganggu atau mungkin jijik, tuan bisa menyuruh bibi Oh untuk membawanya, nanti aku akan segera mengambilnya.

Tuan ..

Ijinkan aku sedikit menjelaskan kejadian kemarin, boleh?

Aku berani bersumpah demi tuhan; aku tidak tahu apa-apa saat nona Lia terjatuh. Saat kejadian tersebut, aku sedang berada di dapur bersama para maid lainnya.

Aku terkejut saat tuan datang lalu menuduhku ingin mencelakainya juga anaknya, padahal tahu saja tidak. Kalau tuan tidak percaya, kenapa tuan tidak memeriksa cctv yang tuan pasang di setiap sudut rumah saja? Pasti tuan akan percaya kalau aku tidak melakukan apapun seperti yang istri tuan tuduhkan terhadapku]

Jeno terdiam, apakah harus dia melihat nya?

Tetapi tidak mungkin 'kan Lia berbohong?

Apalagi berniat mencelakai anak mereka sendiri. Ini pasti alasan Renjun agar tidak disalahkan, menjijikan!

[Tetapi kalau tuan tetap tidak percaya, ya sudah tidak apa-apa. Aku percaya jika suatu saat nanti tuhan pasti akan membuktikan kebenarannya.

Tuan ..

Selain ingin mengatakan itu, aku juga ingin meminta maaf karena telah membuat hari-hari tuan menderita karena menikahi ku. Maaf karena kehadiranku selama ini membuat tuan tersiksa menjalani hidup. Tetapi sekarang tuan bebas, tuan bisa memilih kebahagiaan tuan sendiri tanpa takut jika ada hati yang terluka.

Tuan ..

Apakah kau siap mengetahui kebenaran dari pengakuanku yang ini? Tolong buka satu kotak kecil berwarna merah muda dengan pita putih diatasnya]

Jeno membuka kotak tersebut.

Di dalamnya terdapat sebuah benda pipih kecil yang Jeno ketahui bernama testpack dengan garis dua. Selain itu ada juga beberapa lembar foto ultrasonografi atau yang biasa dikenal USG; juga sepatu bayi berwarna coklat lengkap bersama kaos kaki serta Beanie bergambar beruang.

Apa maksudnya?

Jeno kembali membaca surat tersebut dengan kening mengerut dan juga hati yang berdebar hebat. Jeno tidak bodoh, dia cukup mengerti meskipun sangat jelas tergambar ragu menghiasi wajah tampannya.

[Aku sedang mengandung, tuan. Usianya sudah 4 bulan lebih lima hari, dan dia bayi yang sangat sehat]

DEG!

"A-apa?!"

Renjun mengandung?

Anak siapa?

Bagaimana bisa?

Jeno merasa tidak pernah menyentuhnya. Jangankan menyentuh, tidur saja mereka dalam bilik kamar yang berbeda.

Tidak! Pasti itu bukan anaknya.

"Ya, pasti bukan anakku!"

[Terkejut ya? Aku pun sama terkejutnya saat dokter yang memeriksa mengatakan ada nyawa lain yang sedang tumbuh dalam rahimku. Ini masih seperti mimpi, tetapi ini benar-benar terjadi setelah tuan pulang dengan keadaan mabuk saat itu]

EINDE [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang