2 tahun kemudian ..
"Baba"
Renjun tolehkan kepalanya, berdecak pinggang seraya menatap seorang pria yang sedang cemberut dihadapannya dengan kesal. Dia hirup udara banyak-banyak, menahan amarah yang sejak tadi sudah ingin dia ledakkan.
Tidak bisakah dihari libur seperti ini dia tenang untuk memasak walau hanya semenit saja? Jawabannya tentu saja tidak.
"Kenapa lagi?" Jawab Renjun frustrasi.
Pria itu; Lee Jeno mendekat. Dia rengkuh tubuh Renjun dan menyusupkan wajahnya pada perpotongan leher Renjun. Renjun yang tiba-tiba dipeluk terkejut, "Kenapa, ayah?" Amarah yang ingin dia luapkan kini berganti kelembutan. Di usapnya rambut tebal sang pria, balik memeluk tubuh kekar itu.
Renjun melepaskan pelukannya, menatap Jeno heran karena tidak ada sahutan apapun dari suaminya, Jeno."Lihat?"
Jeno membelakangi Renjun, memperlihatkan bagaimana sebelah kiri rambutnya yang pitak membuat Renjun terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"ayah? Siapa yang-"
Belum sempat Renjun menyelesaikan kalimatnya, suara seseorang membuat kepalanya menoleh. "Ba ba ba ba baaaa" dan mendapati bagaimana bocah berumur 2 tahun itu sedang berjalan ke arahnya sambil berceloteh dengan riang. Sedangkan Jeno, pria itu sudah memberikan tatapan siap berperang.
"Dia pelakunya, baba!" Tunjuk Jeno pada bocah tersebut. Bibirnya mengerucut lucu, mengundang tawa jenaka dari sang putra.
Renjun Hela nafasnya panjang. Sudah menduga siapa dalang dibalik perbuatan tersebut. Tidak! Renjun tidak terkejut sama sekali melihatnya. Bahkan putranya pernah lebih parah menjahili ayahnya sampai pria beranak 1 itu merajuk seharian penuh akibat kepalanya terkena timpuk hiasan Krystal berbentuk patung kecil yang sangat keras.
Kalau kata Jeno, mungkin ini adalah balasan karena perlakuan jahatnya dulu.
Melihat ayahnya merajuk membuat bocah tersebut memperlihatkan deretan gigi rapihnya. Berjalan mendekat ke arah Jeno kemudian merentangkan tangan minta digendong.
Meskipun Jeno sedikit marah karena rambutnya yang sudah setahun ini ia pertahankan agar panjang digunting begitu sadis oleh putranya, tetapi melihat bagaimana binar dalam jelaga sehitam miliknya itu bahagia, Jeno lupakan semua amarahnya.
Jeno tersenyum setelah mengangkat tubuh bocah itu, menepuk pelan pantat gembrot kemudian ia ciumi pipi gembilnya. Renjun yang semula masih sedikit terkejut dengan kelakuan anaknya tersenyum hangat, melihat bagaimana Jeno begitu menyayangi putra mereka, logan Lee.
"Yayah?"
Mendengarnya dipanggil, Jeno fokuskan matanya pada sang putra.
"Yayah malah cama Ogan, yah?"
Pertanyaan logan buat Jeno menggeleng pelan sebelum bubuhkan kecupan pada pipi tembam nya.
"Ayah tidak marah, kok. Hanya kesal. Tapi sedikit"
Mendengar pernyataan sang ayah, logan yang seakan mengerti mengangkat tangannya kemudian ia usap wajah tegas sang ayah dan balik mencium pipinya."Yayah, mapin ogan, yah?" (Ayah, maafin logan ya?)
Jeno tersenyum, "tidak apa-apa, nak. Memang sudah seharusnya ayah memotong rambut. Terimakasih karena sudah membantunya, ya?"
Logan tertawa riang dalam gendongan Jeno. Memeluk leher kokoh itu dengan erat, membuat Jeno maupun Renjun tersenyum melihatnya. Renjun mendekat, ikut memeluk tubuh Jeno yang masih menggendong putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EINDE [END] ✔️
Teen Fiction𝚆𝚊𝚛𝚗𝚒𝚗𝚐 : 𝘽𝙭𝘽//𝙈𝙥𝙧𝙚𝙜//𝘼𝙛𝙛𝙖𝙞𝙧//𝙋𝙝𝙮𝙨𝙞𝙘𝙖𝙡 𝙖𝙗𝙪𝙨𝙚//𝘼𝙣𝙜𝙨𝙩 𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙖𝙣𝙟𝙪𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙥𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞. 𝙈𝙤𝙝𝙤𝙣 𝙗𝙞𝙟𝙖𝙠𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙘𝙖𝙖𝙣. [�...