Jika berbicara tentang keindahan, maka ada 1 fokus paling indah yang pernah Jaemin tangkap dalam bidikan kameranya sore itu.
Dibawah pohon rindang dekat danau sekolah, dia temukan sebuah keindahan ciptaan Tuhan yang mengagumkan dengan angin yang bertiup sangat sejuk menerpa rambut coklatnya. Cantik! Jaemin ucap tiba-tiba dalam hati. Meski sadar bahwa orang itu adalah laki-laki.
Entah kenapa atau hanya perasaan saja kalau dia lebih senang menyendiri? Terhitung sudah 5 kali, tidak pernah sekalipun Jaemin temukan bersama seseorang ataupun temannya.
Jaemin cari tahu karena rasa penasaran terus menganggu, sebuah jawaban hanya karena sebuah info yang belum diketahui kebenarannya, membuat tenggorokannya tercekik, sehingga menimbulkan rasa sesak pada dadanya.
Jadi namanya Huang Renjun?
Seorang siswa bermodalkan beasiswa. Anak dari seorang wanita yang katanya jalang dan mempunyai seorang ayah yang tidak dapat berbicara menjadi jawaban telak kenapa tidak adanya satu siswa pun yang mau menjadi temannya.
Namun karena informasi tersebut tidak membuat Jaemin percaya, dia perintahkan beberapa orang kepercayaan sang ayah untuk mencari tahu informasi lebih akurat. Dan setelah 3 hari berlalu, semua keraguannya terjawab setelah mengetahui latar belakang yang sebenarnya.
Huang Wendy ternyata bukanlah seorang jalang seperti gosip yang tersebar, dia hanya bekerja sebagai pelayan disebuah bar. Namun karena kecantikannya, banyak pria hidung belang yang banyak menawarkan uang.
Dan untuk ayahnya, Park Chanyeol. Pria berumur 44 tahun itu tidak hanya bisu, namun pria itu juga ternyata memiliki kelainan lain sejak lahir yang mana membuatnya tidak pernah direstui oleh keluarga sang istri, Huang Wendy. Jadi bisa dibilang Huang Wendy dan Park Chanyeol menikah tanpa restu dari keluarga.
"Boleh saya duduk disini?" Jaemin bertanya.
Orang dengan mata rubah itu menoleh, nampaknya terkejut dengan kehadiran Jaemin disana.
"Eh? B-boleh. Duduk saja" Jawabnya gugup sambil menggeser tubuhnya karena tempat duduk dari kayu usang itu sedikit kecil ukurannya.
"Terimakasih" Jaemin duduk disebelah orang tersebut setelah menyimpan tas yang berisi kamera disebelahnya. "kau tidak keberatan 'kan aku disini?" Imbuhnya.
"T-tidak. Tapi- kau akan mendapatkan masalah jika mereka tau kau berbicara denganku"
Sudah Jaemin duga. Pasti laki-laki mungil ini menjadi korban bullying disekolah milik ayahnya, Choi Siwon.
"Memangnya kenapa? Kau masih pelajar disini, 'kan? Bukan seorang penjahat?" Jaemin balik bertanya, membuat lelaki mungil itu menggeleng ribut. Jelas sekali riak ketakutan dalam wajah manisnya.
"B-bukan seperti itu maksudku, tapi-"
Kalimat itu terhenti ketika suara tawa jaemin terdengar. Sambil memotret pemandangan sekitar, Jaemin berkata, "Tenang saja. Mereka tidak akan berani walau hanya menggeser pensilku saja" Kata Jaemin santai. "Jaemin, Na Jaemin. Siapa namamu?" imbuhnya sambil mengulurkan tangan.
Kedua mata mereka bertemu, saling menatap jelaga masing-masing dengan lekat sebelum akhirnya lelaki mungil itu memutuskannya lebih dulu.
Dengan ragu Renjun mengangkat tangannya. "R-ren-njun. Huang Renjun"
Nama yang sangat cantik, seperti orangnya. Batin Jaemin.
Jaemin tarik 1 foto pertama yang dia ambil dalam sebuah album yang sudah 11 tahun disimpannya dengan rapih, kemudian tatap lekat gambar seseorang dengan kacamata bulatnya sedang menutup mata menikmati udara sejuk sore itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EINDE [END] ✔️
Teen Fiction𝚆𝚊𝚛𝚗𝚒𝚗𝚐 : 𝘽𝙭𝘽//𝙈𝙥𝙧𝙚𝙜//𝘼𝙛𝙛𝙖𝙞𝙧//𝙋𝙝𝙮𝙨𝙞𝙘𝙖𝙡 𝙖𝙗𝙪𝙨𝙚//𝘼𝙣𝙜𝙨𝙩 𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙖𝙣𝙟𝙪𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙥𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞. 𝙈𝙤𝙝𝙤𝙣 𝙗𝙞𝙟𝙖𝙠𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙘𝙖𝙖𝙣. [�...