Aku bakal selalu bilang dan ingetin kalian kalau misalkan ada typo nama 'Karina, Jevandra, Giselle ataupun tuan/nyonya SEO. Boleh komen, ya? Nanti aku revisi .. Bukannya sengaja atau apapun, mungkin aku kurang fokus pas edit, jadi ada aja yang kelewat karena emang ini copy paste dari novel aku di apk lain ;)
Dan untuk ghost reader, aku doain semoga hari mu Senin terus :p
𝐸 𝐼 𝒩 𝒟 𝐸
Seharusnya Jeno merasa senang, 'kan? Seharusnya dia merasa bahagia karena pada akhirnya dia bisa menikah dengan wanita yang dicintainya; Lia.Tetapi, kenapa?
Kenapa setelah semua keinginannya tercapai, tidak ada lagi rasa kebahagiaan itu? Kenapa rasanya biasa saja, malah kini terganti dengan rasa khawatir ketika melihat wajah itu, wajah pucat Renjun yang tidak sengaja dilihatnya.
Apakah Renjun baik-baik saja? Kenapa akhir-akhir ini wajah laki-laki itu selalu terlihat pucat?
Kenapa rasanya tidak tenang?
Tidak mungkin 'kan dia khawatir?
Tidak mungkin 'kan dia mulai kasihan?
Tidak mungkin dan sangat tidak mungkin. Jeno selalu tegaskan dalam hatinya.
Ingat, laki-laki itu sudah merampas kebahagiaannya. Orang asing yang tiba-tiba datang mengacaukan hidupmu tidak pantas mendapatkan belas kasihan dari siapapun. Dia harus menderita, sama hal nya sepertinya.
"Aku pastikan setelah ini kau akan lebih menderita, Huang Renjun!"
Karena membuat Huang Renjun menderita adalah tujuan hidupnya.
Fokus Jeno teralihkan oleh dentingan lonceng gereja yang menggema. Dia menoleh, tersenyum saat melihat calon istrinya yang sudah tiba, digandeng oleh ayah mertuanya.
"Cantik. Istriku sangat cantik"
Tidak hanya Jeno yang mengatakannya, namun seluruh tamu juga.
Tak terkecuali Renjun.
Jeno menatap Lia penuh puja, terlihat dari pancaran matanya penuh dengan cinta. Lia, sosok wanita yang Jeno kenal sejak mereka kuliah.
Mereka merupakan teman dekat. Antara dirinya, Mark dan juga Jaemin yang memilih menjadi dokter ketimbang mengurus perusahaan sepertinya.
Semuanya berjalan biasa saja, sampai akhirnya kepolosan Lia menarik perhatiannya bahkan menghancurkan image dinginnya. Saat itu juga Jeno gencar mendekatinya.
"Mereka sangat cocok"
Renjun menoleh ke samping, dimana keluarga besar Jeno sedang membicarakan ke dua pasangan yang kini telah berdiri bersampingan dihadapan pendeta.
"Jeno, keponakanku sangat pintar mencari pendamping"
Benar, Jeno sangat pintar memilih bahagianya.
"Tidak hanya cantik, dia juga dari keluarga terpandang"
Tidak seperti aku.
"Bukankah dia lulusan University of Oxford?"
"Iya. Gelarnya saja cumlaude"
Cantik, berasal dari keluarga terpandang dan berpendidikan tinggi. Sangat jauh berbeda sekali dengannya yang hanya seorang anak yatim piatu, hanya lulusan sekolah menengah atas serta berasal dari keluarga miskin.
Pantas jika Jeno dan keluarga besarnya menyembunyikan pernikahannya dari semua orang.
Ya siapa yang tidak malu memangnya haha
KAMU SEDANG MEMBACA
EINDE [END] ✔️
Teen Fiction𝚆𝚊𝚛𝚗𝚒𝚗𝚐 : 𝘽𝙭𝘽//𝙈𝙥𝙧𝙚𝙜//𝘼𝙛𝙛𝙖𝙞𝙧//𝙋𝙝𝙮𝙨𝙞𝙘𝙖𝙡 𝙖𝙗𝙪𝙨𝙚//𝘼𝙣𝙜𝙨𝙩 𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙙𝙞𝙖𝙣𝙟𝙪𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙥𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞. 𝙈𝙤𝙝𝙤𝙣 𝙗𝙞𝙟𝙖𝙠𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙘𝙖𝙖𝙣. [�...