Jennie saat ini merasa galau, dia baru saja menerima telepon dari seorang wanita yang katanya telah berusaha menghubunginya 3 hari yang lalu karena membutuhkan bantuan hukumnya, disatu sisi dia sudah berjanji pada Lisa untuk tidak menerima tamu tapi disisi lain dia juga kasihan pada wanita yang saat meneleponnya terdengar sangat sedih.
"Kenapa?" tanya Joy yang sejak awal mengikuti pembicaraan Jennie dengan lawan bicaranya ditelepon.
"Ada klien ingin menemuiku sekarang, tapi aku sudah berjanji pada Lisa untuk tidak menerima tamu kecuali dirimu?"
"Memangnya kenapa kau tidak boleh menerima tamu?"
"Kau ingat pengacara yang memberiku uang dan dipecat oleh Lisa, dia sering kemari dan mencari informasi tentangku."
"Dia berniat buruk padamu?"
"Lisa menduga demikian."
"Tapi katamu ini klien wanita, harusnya tidak masalah kau menerimanya, lagian ada aku disini. Kau bisa menemuinya di bawah dan aku akan diatas sehingga klienmu tidak merasa terganggu, dan jika memang itu kau anggap tidak perlu kudengar, kau tinggal memintaku menggunakan headset untuk mendengarkan musikku."
"Benar juga, baiklah aku akan meminta wanita itu untuk datang."
Jennie menghubungi nomor terakhir yang menghubunginya dan memintanya untuk datang ke apartementnya.
Sambil menunggu kedatangan kliennya Jennie kembali melanjutkan ceritanya tentang lamaran Lisa pada Joy yang sejak tiba sudah meributkan cincin yang telah melingkar dengan cantik di jari manis sahabatnya itu.
"Dia sudah kembali, aku baru saja membuat janji dengannya." Miyeon langsung menghubungi Heechul ketika Jennie mengabarkan bisa menemuinya.
"Oke, setelah kau didalam kabari jika dia sendirian dan katakan kau sedang menungguku jika dia memang sendirian."
"Baiklah, kita bertemu disana."
Miyeon tiba di alamat yang dikirimkan padanya, dan melihat dengan jijik daerah itu tetapi apa yang dikatakan Heechul memang benar, daerah itu terlihat tidak aman, banyak pemuda atau pria-pria penangguran berkumpul untuk minum dan bermain, dan dia yakin semua pria itu bukan orang baik.
Dia sedikit ragu saat tiba di depan gedung sampai dia melihat seorang pemuda yang cukup rapi terlihat keluar dari gedung,
"Annyeong, apakah pengacara Kim tinggal digedung ini?"
Pemuda itu menatap Miyeon dari atas sampai bawah, lalu mengangguk dan berlalu menghampiri kerumuan teman-temannya, membuat Miyeon kesal dan masuk kedalam gedung.
Sekarang Miyeon berdiri didepan pintu dan menekan bell sesuai ketentuan, dan dia cukup terkejut ketika melihat Jennie yang ternyata masih muda tapi dia harus berakting dulu sekarang.
"Selamat sore, silahkan masuk nona Chu" sapa Jennie dengan ramah.
"Selamat sore Nona Kim, terima kasih sudah mau menemui saya sore ini."
"Maafkan saya, tempat ini masih terlihat berantakan karena saya baru kembali berpergian siang tadi."
"Tidak apa-apa." Jawab Miyeon yang mengganti nama belakangnya sambil melihat kesekeliling ruangan.
"Silahkan duduk." Jennie mempersilahkan Miyeon untuk duduk dan saat itulah Miyeon melihat cincin berlian menghiasi tangan Jennie, membuat hatinya semakin terbakar.
"Bisakah kita menunggu sahabat saya, dialah yang membuat saya berani menghubungi anda dan sekarang dia sudah dalam perjalanan kemari."
"Baiklah, anda ingin minum apa, biar saya siapkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS MY FUTURE WIFE
Fanfiction[Beberapa part telah diprivate, Follow baru bisa membuka dan membacanya!]