Pesta penyambutan kelahiran putra pertama Lalisa Brüschweiler M. mengundang para relasi dan keluarga, pesta mewah yang diadakan disebuah hotel ternama dengan banyaknya balon bernuasanya biru dan putih mendominasi dekoarasi tempat acara membuat tempat acara semakin meriah.
Lisa dan Diane dengan bangga memamerkan Little diamond kepada para tamu yang hadir.
"Apakah akhirnya dia melupakan istrinya setelah memiliki seorang putra?" kata Wendy menghampiri Jennie yang sedang duduk sambil menggandeng Rosé tentunya.
"Katakan hal itu padanya." jawab Jennie.
"Hahaha, kurasa aku masih membutuhkannya untuk membantuku. Mengapa dia tidak menggandengmu bersamanya?"
"Dia khawatir aku berdiri terlalu lama dan kelelahan jadi dia menyuruhku duduk disini."
"Seperti biasa, dan kelihatannya bahkan diriku yang sudah jelas menggandeng wanita cantikku tetap tidak dipercaya mendekatimu." Ucap Wendy yang menatap Lisa berjalan kearah mereka tanpa Little diamond dalam gendongannya.
"Kalian sudah datang." sapa Lisa dan tentu saja langsung duduk dan merangkul Jennie.
"Little diamond dimana?" tanya Jennie yang baru menyadari jika Lisa tidak menggendong putranya.
"Direbut grandma." Balas Lisa.
"Untung saja Little diamond bayi yang tenang, jika tidak melihat orang banyak seperti ini dia pasti sudah menangis." Jennie berkata.
"Dia tenang seperti daddynya." kata Lisa dengan santai membuat Jennie menggeleng karena kesombongan wanita itu.
"Semoga dia tidak tertular dengan kesombongan daddynya." Wendy menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak sombong tapi mengatakan yang sebenarnya." Bantah Lisa.
"Jangan dilanjutkan lagi, kalian berdua tidak akan berhenti berdebat dan membahas hal yang tidak perlu." Jennie melerai perdebatan Wendy dan Lisa bertepatan dengan Joy datang bersama Hyoseob.
"Wah, ibu hamil datang terlambat, untung pestanya belum selesai." Ucap Jennie.
"Jangan mengejekku, mentang-menatang kau sudah melahirkan dan aku tanya bagaimana kau bisa mengembalikan bentuk tubuhmu secepat ini?"
"Sudah takdir, kau tidak akan bisa menirunya." Jawab Jennie membuat Lisa tersenyum.
"Jennie-ya, aku rasa kau sudah tertular kesombongan Lisa dan aku berani taruhan Little diamond pasti 100% akan menuruni kesombongan kalian berdua." kata Wendy yang tertawa mendengar jawaban Jennie pada Joy.
"Aku tidak heran dan aku setuju, lihat saja bagaimana dia bisa tidur dengan tenang ditengah keramaian jika dia bukan dengan sengaja menunjukan betapa sombong, dingin dan acuhnya dia." Timpal Joy.
"Hati-hati dengan perkataanmu, ingat kau masih hamil." Peringat Jennie.
Joy langsung mengelus perutnya dan berkomat kamit mengucap doa.
"Memang ada efeknya?" tanya Rosé yang heran dengan kelakukan Joy.
"Makanya kau cepat menikah dan hamil, jadi kau tahu ada efeknya atau tidak." Jawab Joy.
"Kau jangan menggodanya, yang benar adalah tanya pada wanita disampingnya kapan akan merealisasikan perkataanmu itu."
"Mengapa kalian semua yang menjadi tidak sabar?" kata Wendy dengan senyum penuh rahasia dan hanya Lisa yang langsung bisa menebak jika Wendy sudah merencanakan sesuatu tetapi dia memilih diam.
Namjoon menghampiri Lisa lalu berbisik dengan pelan di telinga Lisa, "Tuan Song dan tuan Gong telah tiba."
"Apakah mommy dan uncle sudah datang?" tanya Lisa kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS MY FUTURE WIFE
Fanfiction[Beberapa part telah diprivate, Follow baru bisa membuka dan membacanya!]