Hubungan Lisa dan Jennie semakin berkembang, bahkan Lisa memasang kunci pengaman tambahan di apartement Jennie dengan alasan agar lebih aman karena dikhawatirkan lawan mereka datang dan mencuri berkas dan bukti yang mereka miliki.
Jennie menolaknya tetapi julukan Lisa sebagai pengacara tidak terkalahkan juga berlaku pada perdebatannya dengan Jennie. Lisa lebih sering ketempat Jennie daripada memanggil Jennie ketempatnya, apalagi saat persidangan sudah akan dimulai, kesibukan Jennie membuatnya bekerja hampir lupa waktu jika saja tidak ada Lisa yang menegur dan mengingatkannya.
Jennie bersyukur karena saat dia sibuk dan seringnya Lisa berada ditempatnya saat Joy sedang pergi keluar kota menemani orangtuanya mengunjungi grandmanya yang sedang sakit parah, karena dia yakin jika sahabatnya itu tahu jika Lisa sering ketempatnya, dia pasti akan sering datang dan memberi komentar yang akan mengganggunya.
Sidang pertama kasus Jihyo selesai digelar, Jennie bersyukur Lisa telah mengajarinya banyak hal setidaknya dia berhasil memojokkan lawannya tetapi dia mengingat pesan Lisa, jika dia tidak boleh bahagia dan merasa menang terlebih dahulu karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi pada sidang selanjutnya.
Lisa memang tidak menemani Jennie tetapi dia mengutus salah satu penyidiknya untuk mengambil video jalannya persidangan dan dia menyaksikan secara langsung bagaimana penampilan Jennie saat persidangan itu.
Lisa tersenyum ketika melihat keberhasilan Jennie, dia yakin wanita itu pasti akan menghubunginya sebentar lagi untuk mengabarkan hasil persidangan, Lisa senang dengan perkembangan hubungannya dengan Jennie, mereka bisa berdebat dan bercanda dengan melupakan awal hubungan mereka yang penuh emosi.
Jennie sangat pandai dan cepat belajar, dua minggu mereka mempersiapakn persidangan awal ini Lisa bisa melihat jika Jennie sudah bisa mengontrol emosinya tetapi satu hal yang mengganggunya adalah ketika dia berada di apartement Jennie dan melihat Jennie kelelahan, dia menyuruh wanita itu untuk tidur tetapi kelihatannya Jennie bermimpi buruk dan terbangun dengan berkeringat dingin, dan waktu Lisa bertanya, Jennie hanya mengatakan jika dia bermimpi buruk seakan-akan dia sudah terbiasa dengan mimpinya itu.
Jennie
Sesuai dugaan Lisa, Jennie menghubunginya.
"Bagaimana persidangannya?"
"Kita menang tetapi aku yakin seperti katamu ini belum waktunya kita senang karena melihat hasil hari ini pengacara lawan pasti akan semakin berhati-hati."
"Aku sudah bilang kau pasti bisa, berapa lama waktumu sampai sidang berikutnya?" Tanya Lisa
"3 hari."
"Nanti malam aku akan ketempatmu, kita akan bahas langkah selanjutnya."
"Ne."
Lisa menutup teleponnya dengan senyum menghias diwajahnya, dia yakin Jennie akan menjadi pengacara handal dan mencapai cita-citanya, karena Jennie sama sekali tidak pernah malu untuk belajar.
"Mengapa aku melihatmu seperti sedang kasmaran? Atau kau terlalu lama tidak berkencan sehingga sarafmu terganggu?" Kata Wendy yang melangkah masuk keruangan sahabatnya itu dan melihat sahabatnya tersenyum sambil menatap telepon genggamnya.
"Apakah kau lupa cara mengetuk pintu?" tanya Lisa.
"Aku sudah mengetuknya dan karena kau tidak menjawab, kupikir kau sedang berada didalam karena kata Namjoon kau ada diruanganmu."
Kelihatannya dia terlalu asyik berbicara dengan Jennie sampai tidak mendengar ketukan Wendy, "Ada apa kau mengunjungiku?"
"Mengajakmu untuk makan siang, karena dua minggu ini kau menolak semua ajakkanku. Apakah kau sedang menangani kasus baru?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS MY FUTURE WIFE
Fanfiction[Beberapa part telah diprivate, Follow baru bisa membuka dan membacanya!]