"Aku melukaimu?" Tanya Lisa ketika dia sudah berada dikamar berdua dengan Jennie.
"Tidak melukaiku tapi menyakitiku dan baby." Jawab Jennie dengan santai tetapi membuat Lisa merasa bersalah. Dia terbawa emosi sampai memeluk Jennie dengan keras, untung saja Jennie menepuk pelan tangannya.
"Maaf, aku..."
"Aku tahu, kamu terbawa emosi, dan aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu. Tadi aku menahannya karena belum saatnya kita membahas soal pembalasan karena mommy baru saja kembali merasakan kebebasannya dan rasanya mommy juga tidak menyimpan dendam pada mereka."
"Ya, aku paham pemikiranmu dan aku telah menyakitimu dan bayi kita."
"Aku bercanda dan hanya menggodamu. Besok grandma akan membawa mommy ke tempatnya karena besok aku sudah mulai kembali bekerja."
"Aku yakin grandma akan melupakan kita karena mommy ada bersamanya."
"Kuharap mommy senang disana, dan sekarang aku baru ingat, kenapa kita tidak menggundang uncle Dong-Wook untuk makan bersama?"
"Astaga, aku juga melupakan hal itu. Bagaimana jika kita mengundang uncle ke tempat grandma?"
"Benar juga, kita juga sudah lama tidak kesana."
"Minggu depan?"
"Dengan senang hati, selama Young master Brüschweiler bisa meluangkan waktunya."
"Aku akan mengaturnya dengan Namjoon. Besok hari pertamamu kembali bekerja, walau dokter mengatakan kamu sudah sehat, bukan berarti kamu boleh pergi sesukamu."
"Nde, sekarang aku bukan hanya menjaga diriku sendiri juga anak kita." Jennie melanjutkan perkataan Lisa yang sudah diulang sejak mereka keluar dari ruang praktek dokter.
Lisa tersenyum, "Bagus jika kamu mengingatnya. Kurasa kamu harus mencari pengacara untuk membantumu, sekarang kamu sudah memiliki kantor sendiri dan pikirkan bagaimana jika kamu melahirkan nanti, siapa yang akan menangani kasus-kasusmu, masa harus menunggu sampai kamu selesai melahirkan?"
"Kurasa kamu bisa membantuku saat itu, seperti sekarang." Balas Jennie sembari memperlihatkan gummy smilenya.
"Bukankah kamu ingin membuka sendiri biro hukummu? Jika kamu ingin memakai tim ku, lebih baik kita bergabung saja." Ujar Lisa dengan senang.
Jennie mencibir, "Aku hanya menggodamu, sebenarnya aku sudah memikirkan hal itu dan rencanaku setelah aku mulai bekerja, aku akan mulai mencari rekan yang memiliki misi dan visi yang sama denganku. Oh ya, kamu memberiku 1 lantai khusus untuk biro hukumku, apa tidak masalah?"
"Kenapa harus bermasalah? Gedung kantor itu milikku, aku mau memberi 1 lantai untuk istriku siapa yang bisa melarangnya?"
Jennie menggeleng lalu mengelus perutnya dan berkata, "Nak, kalau besar jangan sombong ya."
Lisa tertawa, menarik Jennie kedalam pelukannya dan ikut mengelus perut istirnya, "Nak, kamu harus mencontoh daddy dan mommymu."
***
"Wah, Jennie-ya kau tidak salah memutuskan berkantor disini?" tanya Wendy yang datang mencari Lisa diruangannya tetapi Namjoon mengatakan jika Lisa ada dilantai 3, kantor pengacara Kim's dan Wendy langsung turun kesana.
"Memangnya kenapa?" tanya Jennie.
"Karena kurasa kau tidak akan bisa bekerja dengan tenang jika ada suamimu yang suka sekali melihat dan menempel padamu." Jawab Wendy.
Jennie tertawa, Lisa menatap Wendy dengan kesal. "Sebenarnya itu alasan aku tidak mau pindah, jadi sekarang aku hanya berharap dia sibuk dengan pekerjaannya atau kau bisa membantuku membawanya pergi dari sini?" kata Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS MY FUTURE WIFE
Fanfiction[Beberapa part telah diprivate, Follow baru bisa membuka dan membacanya!]