"Nanti jemput jam sebelasan ya." Ucap Rayna menyerahkan helm pada Tian yang mengantarkannya ke kampus pagi ini.
"Jam segitu gue belum pulang lah." Solot Tian membuat Rayna mendengus. "Sama bang varo aja sih, biasanya gitu kan."
"Bilang aja nggak mau jemput! Banyak alesan." Sentak Rayna tiba-tiba marah sendiri membuat Tian kebingungan saat kakaknya melenggang pergi begitu saja.
"Lah kan emang gue sekolah, dikira nongkrong kali boleh pergi kapan aja." Gerutu Tian mengaitkan helmnya, siap pergi namun urung saat melihat mobil Kaivaro yang berlalu didepannya hendak memasuki kampus. Dia segera mencegatnya membuat Kaivaro mau tak mau meminggirkan mobilnya sebelum memasuki area kampus.
Tian dan Kaivaro turun dari kendaraan masing-masing. Dan begitu saling berhadapan, Tian menatap Kaivaro dengan tatapan yang tidak bersahabat.
"Bang varo berantem sama kak aya?" Tanyanya langsung tanpa basa-basi.
Kaivaro tidak menjawab, laki-laki itu malah menunduk dan menghembuskan nafasnya dengan putus asa.
"Ini salah gueㅡ"
Sret!
Tian yang terpancing emosi langsung mencengkeram kerah kemeja yang Kaivaro kenakan. Dengan wajah merah padamnya Tian menggertak.
"Gue kira lo laki-laki yang baik ternyata sama aja brengseknya."
Dengan tenang Kaivaro melepaskan cengkraman Tian. "Gue bakal kasih penjelasan ke elo setelah gue ngomong sama Rayna dulu." Ucapnya menyikapinya dengan tenang.
"Gue harus ikut, kak Aya mau gimanapun juga kakak gue. Kalau sampai lo bikin dia nangis, abis muka lo sama gue." Desis Tian sadis diakhir. Ia lalu memilih pergi dari sana mengendarainya mogenya.
Kaivaro menghela surainya dengan kedua tangannya, terlihat sangat frustasi. Mau bagaimanapun ini salahnya karena tidak memberitahukan rencana pindahannya ke korea kepada Rayna lebih dulu. Dia tidak kuat untuk mengatakannya pada Rayna atau lebih tepatnya dia tidak akan bisa pergi jika memberitahukannya kepada Rayna dan membuat kekasihnya sedih.
Tapi yang terjadi sekarang?
Begitu selesai tes hari ini dimana itu berarti tes akhir semester sudah sepenuhnya berakhir, Kaivaro buru-buru pergi menuju ruangan tes yang Rayna tempati.
"Varo.." panggilan seseorang membuatnya menoleh kebelakang, mendapati Tiara yang baru keluar dari ruangan. "Nyariin Rayna ya?"
Kaivaro mengangguk cepat. "Iya."
"Dia udah pergi duluan tadi, kirain udah ditungguin sama elo, makanya ngibrit banget buru-buru pergi."
"Perginya sama siapa?" Tanya Kaivaro mencoba tenang.
Tiara terlihat tengah berfikir, menghindari kontak mata dengan laki-laki didepannya saat ini.
Dia mengangkat bahunya. "Nggak tau, setau gue sih sendirian aja." Jawabnya. "Kayaknya belum jauh-jauh banget kalau disusul sekarang, mungkin baru sampai gerbang depan." Ucapnya menambahkan.
"Oke, makasih ya." Ujar Kaivaro sebelum pergi meninggalkan Tiara menuju parkiran.
"Makasih ya." Tiara menoleh kesamping ia menatap Rayna heran.
"Lagi berantem lo?" Tanya Tiara bercanda.
"Nggak, cuma lagi males ketemu aja." Jawaban Rayna membuat Tiara menatap Rayna dengan wajah seolah baru saja mendengar ucapan yang amat langka.
"Sejak kapan lo si bucin males ketemu sama doi?!"
Rayna menoleh dengan wajah yang menampilkan senyum palsu. "Sejak kemarin." Ia menepuk bahu Tiara. "Ya udah deh, gue duluan ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My One Coldness Boyfriend ( Kim Jong In )
Fanfiction🔞 Gimana sikap kalian ngadepin pacar yang sikapnya sedingin es serut runtuhan kutub utara? ❄️ ❄️ ❄️ Idea : 13_03_21 Publish : 02_06_21 Finish : 03_02_23 #1 sekaiyeol 10_21 #1 kaiff 10_21 #2 kimjongin 7_22 #4 sehun 7_22 #4 pacaran 7_22 #2 kimjongin...