49

221 18 0
                                    


Rayna kebangun lebih pagi karena perutnya melilit, efek kebanyakan minum nih kayaknya. Untung nggak diare, semoga aja nggak berkelanjutan. Dia milih buat sekalian mandi lalu mengenakan pakaian santainya, sebuah terusan sepanjang lutut berwarna tosca.

Kaivaro masih tertidur disofa yang ada didalam kamar. Doi milih tidur disana dengan alasan biar Rayna bisa tidur nyenyak nggak kesempitan, padahal kasurnya nggak sesempit itu. Tapi Kaivaro bersikeras buat tidur disofa aja.

"Varo, bangun, pindah ke kasur." Ucap Rayna membangunkan Kaivaro dengan berjongkok didepan sofa.

Pria itu bergumam dan menggerakkan badannya mengusap wajahnya, perlahan membuka matanya memicing menatap Rayna.

"Kamu udah mandi?" Tanyanya dengan suara seraknya. Rayna ngangguk mengiyakan.

"Udah bau wangi." Dia duduk disebelah Kaivaro yang sekarang udah beranjak duduk, rambutnya berantakan kayak habis kesetrum.

"Tumben mandi pagi banget."

"Aku kebangun karena sakit perut ya udah sekaㅡ"

"Kamu sakit perut?!" Tanya Kaivaro khawatir menghadap pada Rayna memeriksa.

"Nggakpapa, cuma melilit biasa. Semalem kebanyakan minum kayaknya." Kaivaro mengusap kepala Rayna turun hingga ke pipinya sebelum menarik lembut tengkuknya dan mengecup dalam kening Rayna.

"Kita ke dokter habis ini." Rayna tergelak mengusap bahu Kaivaro, menenangkan pria itu.

"Aku nggakpapa varo... Beneran, cuma melilit biasa, mungkin juga karena baru selesai haid."

Kaivaro menghela nafasnya mengusap pipi Rayna lagi. "Beneran?" Rayna tersenyum dan ngangguk.

❄️❄️❄️

Sarapan dari maid yang Satrio pekerjakan udah tersedia lengkap dimeja makan. Mulai dari berbagai macam roti, jus, buah, soup pengar dan lain-lain tersaji di meja dengan sangat rapih. Rayna yang datang lebih awal, menyapa para maid yang masih merapihkan menu dimeja. Disusul Kaivaro yang baru selesai mandi, mengenakan kaus oblong berwarna putih sama celana jeans selututnya. Mereka berdua sarapan duluan, kalau nunggu dua pasutri yang lain bakalan lama. Dan bener aja, mereka baru keluar dari kamar jam setengah sepuluh disaat Rayna sama Kaivaro selesai dari jalan-jalan ke pantai.

"Pacaran mulu." Celetuk Satrio begitu Rayna duduk di sofa ruang tengah.

"Kalau kawin mulu itu elo." Jawab Rayna sarkas ngebuat yang lain ketawa lepas.

"Anjir..."

"Varo kalau udah legal juga bakal lebih bringas, bisa-bisa bulan madu diranjang terus lo."

Varo melemparkan bantal sofa ke arah Sehun yang malah bikin dia makin tergelak renyah. "Tahan Var, dua hari lagi langsung gempur!"

"Halo Vivi!!" Rayna sedikit berteriak menginterupsi kericuhan dan bikin yang lain natap dia yang lagi memainkan ponselnya. Jurus andalan, kalau nama vivi disebut semuanya pasti langsung kicep.

"Lo mah suka bawa bawa vivi." Ejek Sehun.

"Mami papi!!!" Rayna mengangkat bahunya dan nunjukin layar ponselnya yang menampilkan gambar anak kecil tengah melambaikan tangannya. "Vivi pengin ikut main baleng om valo!"

"Nggak sama papi aja vi?" Tanya Sehun.

"Nggak! Vivi mau sama om valo sama tante Aya aja. Papi udah bohongin Vivi!" Ucap vivi merajuk.

"Iya, besok sama tante Aya aja ya kita jalan-jalan bareng." Rayna kembali menghadap ke ponselnya.

"Vivi anak gue apa bukan sih yang?" Bila langsung mukul bahu Sehun.

My One Coldness Boyfriend ( Kim Jong In )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang