36

351 27 4
                                    


Masuk kedalam kamar anak perempuan satu-satunya, bunda tersenyum. Melihat Rayna yang masih tertidur di ranjang dengan wajah lugu dan menggemaskan disaat bersamaan membuat bunda tidak mengira putrinya yang dulu masih suka ia gendong sudah sebesar ini. Bahkan gadis kecil yang dulunya suka menangis jika kurang tidur kini sudah menjadi perempuan kuat yang rela melewatkan waktu tidurnya untuk menyelamatkan nyawa orang lain.

Dengan pelan bunda _yang sudah duduk disamping Rayna_ membangunkan putrinya yang  sudah terlilit selimut.

"Aya.." bisiknya pelan. "Bangun sayang,"

Rayna hanya bergumam tak jelas, merenggangkan badannya dan kembali tidur.

"Temen-temen kamu nyamperin kesini."

"Siapa?" Gumam Rayna.

"Yona sama Satrio. Katanya ada yang mau mereka omongin sama kamu." Ucap bunda menyingkirkan surai yang menutupi wajah Rayna.

Gadis itu mengerjapkan matanya lalu menatap keatas selama beberapa saat. "Pagi pagi gini mau ngomongin apaan."

"Ya udah, kamu cuci muka dulu sekalian mandi nanti baru-"

Belum selesai bunda bicara, Rayna sudah lebih dulu bangkit lalu berjalan keluar kamar.

Tanpa memedulikan penampilannya, Rayna turun ke lantai bawah hanya dengan setelan tidur dan rambutnya yang awut-awutan.

"Ngapain kalian pagi-pagi udah mertamu?"

Yona dan Satrio yang duduk disofa tentu saja terkejut melihat sosok yang menuruni tangga.

"Lo beneran jorok ya." Ucap Yona.

"Habisnya lo ganggu tidur gue." Sungut Rayna lalu duduk disofa seberang mereka. "Mau ngomong apaan?"

Yona menyikut lengan Satrio, suaminya itu segera mengambil paperbag yang sebelumnya ia letakkan dibawah untuk menyerahkannya pada Rayna.

"Gue titip ini." Ucapnya membuat Rayna bingung, ia mengintip isi didalamnya yang ternyata ada sebuah kotak yang dibungkus lagi dengan kertas kado.

"Nitip buat siapa? Kan nggak ada jadwal kondangan. Gue juga mau ke korea."

"Nah itu maksudnya, mumpung lo ke Korea. Kita sekalian nitip kado ini buat keponakan satrio yang ada disana, kebetulan lokasi rumahnya deketan sama tempat konser yang lo ikutin."

Rayna menghela panjang mendengar tuturan Yona. "Ya elah, tinggal di paketin aja kek atau lo berdua aja yang ngasih, sekalian bulan madu lagi buat bayi."

Satrio tergelak. "Bener bener udah nggak ada sensornya lagi ya lo kalau ngomong." Rayna hanya memutar bola matanya. "Justru sebaliknya kita nggak bisa pergi sendiri kesana karena Yona masih masa hamil muda jadi belum boleh pergi ke perjalanan jauh."

"Ya itu maksud- YONA HAMIL?!!!" Rayna melotot menatap Yona yang diangguki oleh wanita itu. "SERIUSAN LO?!"

Rayna langsung bangkit dan menghampiri Yona lalu memeluknya. "Ya Tuhan, selamat ya... Anjir gue udah mau punya dua ponakan..." Ucap Rayna haru.

Yona terkekeh. "Ya makanya lo cepet nikah biar cepet nyusul." Ucapnya mengusap punggung Rayna.

"Bulan depan." Sahut Satrio. "Bulan depan nyusul dia." Lanjutnya menunjuk Rayna yang kini sudah melepaskan pelukannya dari Yona.

"Cenayang lo?"

Satrio mengangkat bahunya. "Kali aja kan? Doa calon ayah nih."

"Baru calon aja sombong." Rayna tersenyum kembali menatap Yona. "Baik-baik lo, jangan makan pedes pedesan lagi. Nanti gue kasih kontak temen gue, Gisel, dia doker kandungan paling the best pokoknya. Jangan lupa terus konsultasi ya, lo juga sebagai calon ayah jaga baik-baik istri lo jangan kerja mulu."

My One Coldness Boyfriend ( Kim Jong In )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang