Yona sama Rayna menatap seseorang didepannya dengan tatapan sendu. Sudah satu minggu lamanya membaca gerak gerik bila yang belakangan ini seperti menyembunyikan sesuatu, sekarang pun dia masih enggan menceritakan masalahnya dengan kedua sahabatnya ini.
"Lo kenapa sih bil..." Rengek Rayna menggenggam tangan Bila yang lagi tiduran dikasur dengan muka pucet dan suhu badan yang tinggi.
"Cerita dong sama kita, apa kita sahabat yang seburuk itu sampai kamu nggak percaya buat ceritain masalah lo ke kita?" Yona yang duduk dikursi dekat kasur ikut bicara.
Rayna mengangguki ucapan Yona. "Ho'oh, kita bakal usahain yang terbaik kalau lo butuh bantuan kita. Sampai lo sakit gini, pasti ganggu pikiran lo banget kan?"
Bila menatap kedua sahabatnya bergantian, mereka berdua sangat berarti untuknya. Masalah percaya? Tidak ada siapapun selain mereka yang bila percayai sepenuh hati, melebihi rasa percayanya sama orang tuanya sendiri. Tapi, untuk masalah saat ini, dirinya saja tidak bisa percaya dengan yang terjadi, bagaimana dia harus bercerita?
"Gue nggak papa kok, cuma kecapean aja. Lo berdua tau kan, akhir-akhir ini banyak banget tugas." Jawabnya lemas dengan mata berkaca-kaca.
Rayna yang duduk didepannya nggak tahan kalau lihat orang lain nangis. Alhasil dia malah nangis kejer sampai membuat kaget kedua sahabatnya.
"Kenapa ay? Kok nangis?" Yona mendekat.
"Hwaaaaa... Bila jahat banget tau nggak,, masa hiks.. dia nggak percaya sama gue... Hikss,, dia nanggung masalahnya sendiri sampai sakit begini... Huwaaaaa..."
"Ya ampun Rayna.. udah jangan nangis disini bego." Maki Yona berbisik tapi dia sendiri mendongakan kepala dengan mata yang berkaca.
Pasien dibangsal lain jadi terpusat ke arah mereka, karena ruangan yang saat ini bila tempati memuat empat pasien lain.
"Gue beneran nggak papa ya ampun.. udah jangan nangis dong, gue nggak punya coklat nih." Ucap bila mencoba menenangkan Rayna.
Rayna menatap Bila sekali lagi, mencoba meredakan tangisannya dengan Yona yang mengusap-usap bahunya.
"Pokoknya lo harus cepet sembuh dan ceritain ke kita semua masalah lo, jangan bilang nggak papa nggak papa padahal lo nggak baik-baik aja. Ya?!"
Bila terkekeh. "Iya.."
"Permisi, waktunya pasien minum obat dan istirahat." Ucap perawat yang datang dengan membawa nampan makanan dan obat.
"Lo jaga diri baik-baik, bokap nyokap lo nanti kesini kan? Kita berdua mau ada kelas sampai malem." Tanya Yona, Bila mengangguk tanpa jawaban.
"Pasti mereka sibuk kerja ya? Nanti gue bilang Sehun deh biar nemenin lo. Oh iya, katanya lo udah tiga hari disini, Sehun kok nggak bilang ke gue kalau lo sakit?"
"Permisi ya mbak, nona Bila harus istirahat." Tegur perawat lagi yang membuat Rayna sama Yona akhirnya pergi dari sana setelah pamitan lagi.
❄️❄️❄️
"Bila kenapa ya sampai sakit begitu, pasti banyak pikiran." Gumam Rayna yang duduk dikursi penumpang disamping Yona.
"Menurut gue, dia ada masalah sama Sehun."
Rayna menoleh menatap Yona yang lagi nyetir dengan tatapan terkejut. Yona melirik sesaat.
"Lo nggak liat tadi, ekspresi bila langsung berubah waktu lo nyebut nama Sehun."
KAMU SEDANG MEMBACA
My One Coldness Boyfriend ( Kim Jong In )
Fanfiction🔞 Gimana sikap kalian ngadepin pacar yang sikapnya sedingin es serut runtuhan kutub utara? ❄️ ❄️ ❄️ Idea : 13_03_21 Publish : 02_06_21 Finish : 03_02_23 #1 sekaiyeol 10_21 #1 kaiff 10_21 #2 kimjongin 7_22 #4 sehun 7_22 #4 pacaran 7_22 #2 kimjongin...