Kakak Adek Zone

34.9K 355 4
                                        

Mikaila keluar dari rumahnya, berlari menyebrangi jalan dan masuk begitu saja pada rumah yang terletak tepat di depan rumahnya.

"Malam bundaaa," teriak gadis itu menyapa wanita yang sudah berumur kepala empat namun masih cantik di usianya.

"Untung bunda nggak ada riwayat jantung, kamu ini," Mika hanya tersenyum memperlihatkan deretan giginya.

"Kak Dehan ada, bun?"

"Dikamarnya."

"Mika ke atas dulu, bye bun," pamit Mika mengecup pipi Bunda Aira yang menikmati tontonan di televisi.

Memasuki kamar dengan nuansa monokrom, Mika langsung menemukan seorang laki-laki dengan headphone dengan tangan yang asik menggeser stick game di tangannya.

"Kak, temenin Mika beli keperluan ospek yuk."

Mika berdiri tepat di samping Dehan, merasa ucapannya tidak mendapat respon apapun membuat gadis itu dengan berani duduk dipangkua seseorang yang dia anggap sudah seperti kakaknya atau mungkin lebih dari itu.

Dehan? Tentu laki-laki itu tidak merasa terganggu sama sekali justru mencari posisi nyaman dengan tangan memeluk tubuh ramping Mika, sembari game didepannya terus berlanjut.

Dehan? Tentu laki-laki itu tidak merasa terganggu sama sekali justru mencari posisi nyaman dengan tangan memeluk tubuh ramping Mika, sembari game didepannya terus berlanjut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, dengerin aku sebentar bisa nggak?" Mika melepas headphone dikepala Dehan.

Bukannya marah, laki-laki itu justru merespon ucapan Mika dengan kecupan singkat pada bibir merah muda milik gadis dalam pangkuannya.

"Tau ah! Minta bantuan orang lain aja," Mikaila yang hendak berdiri terpaksa duduk kembali karena tarikan pada pinggangnya.

"Mau minta tolong apa?" Dehan mempause game yang dimainkan nya. Mengubah atensi pada gadis cantik yang duduk di pangkuannya.

"Kakak jadi panitia ospek kan?" Dengan mengangguk.

"Aku gatau maksud dari Snack yang selalu bikin good mood, itu apa?"

"Usaha dong Mika, mana bisa kakak kasih tahu kamu."

"Iyaa ini usaha, tanya langsung sama kakak. Percuma dong punya orang dalam kalau nggak dimanfaatin," ucapan Mika yang sukses membuat Dengan melotot kaget, sedangkan Mika hanya tersenyum melihat reaksi dari Dehan.

"Ayoo dong, apa susahnya ngasih tahu doang. Aku tinggal satu itu yang kurang, mana besok udah ospek lagi."

"Enggak, usaha. Kamu harus cari rahu sendiri," Dehan kekeh dengan pendirian nya, melupakan bahwa gadis didepannya adalah orang nomor 1 yang pasti akan selalu dia turuti kemauannya, tapi tidak untuk saat ini.

"Yaudah, nyesel minta bantuan kakak. Mending ketemu Lino tadi," Mika kembali bangkit dari duduknya dan untuk kedua kalinya dia harus terduduk kembali.

"Lino?"

Random Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang