Prom Night

15K 238 6
                                        

Malam yang gelap bercahaya kan rembulan malam dengan sedikit kelip bintang. Seorang gadis dengan langkah sedikit berlari memasuki area taman belakang sekolahnya yang telah di sulap begitu cantik untuk acara perpisahan siswa kelas dua belas. Gadis itu nampak kesusahan karena gaun yang dia gunakan juga heels yang cukup menyiksa kakinya.

Acara yang sudah dimulai sejak lima belas menit yang lalu, membuat gadis itu ketinggalan beberapa sesi acara yang telah disusun. Melangkahkan kaki masuk dalam kerumunan, tubuh gadis itu bisa saja jatuh jika tidak menjaga keseimbangan karena saling berdesakan. Celingukan mencari teman-temannya berada, sebuah lampu menyoroti sepasang siswa ditengah kerumunan siswa lainnya. Membuat gadis itu ikut memusatkan netranya pada objek didepannya.

Terdengar lagu milik Glenn Fredly yang berjudul Kasih Putih diputar seiring dengan dua orang saling tatap melakukan dansa romantis ditengah taman. Tatapan gadis itu semakin samar karena air mata yang nampak akan mengalir membasahi pipi. Detak jantungnya begitu cepat, jari-jari tangannya meremas kuat gaun yang dia pegang.

Sampai dimana tatapan gadis itu bertubrukan dengan manik mata laki-laki yang sedang berdansa di tengah-tengah siswa kelas dua belas.

"CIUM! CIUM! CIUM!!" teriak semua orang kecuali gadis itu, menyerukan sepasang siswa yang sedang menjadi pusat perhatian untuk saling mencium. Jika diantara kalian ada yang bertanya dimana gurunya? Atau apa sebebas itu? Jawabannya pertama, tidak ada satupun guru yang hadir karena prom night di SMA Pewira dibuat khusus untuk kelas dua belas tanpa campur tangan guru. Kedua, iyaa, acaranya memang dibuat sebebas itu tapi non alkohol, narkotika, dan obat-obatan lainnya.

"Kenapa rasa nya harus sesakit ini," batin gadis itu, saat mengetahui laki-laki yang menjadi semangatnya selama bersekolah lebih dulu mencium siswi yang menjadi pasangan dansanya, berlalu melangkah pergi keluar dari kerumunan. Gadis itu merasakan sesak pada dadanya.

"Aleee!!" teriak seseorang menghampiri gadis itu.

"Lah, kok nangis?"

"Gara-gara Gavril, right?" lanjut nya karena tidak mendapat respon.

"Pelanin suara lo bisa nggak sih, Jess?" kesal Alrea pada Jessy yang menunjukkan cengirannya.

"Sorry, lagian nggak ada yang denger juga. Pada sibuk lihat mas crush lo ciuman sama Gaby."

"Harusnya gue nggak terlalu berharap sama dia," Alrea berjalan menjauhi kerumunan diikuti Jessy.

"Dari awal gue udah ngewanti-wanti lo kalau Gavril nggak sesempurna itu, tapi yaaah lo nya terlalu memuja dia jadi jangan nyesel," ucap Jessy.

🐻🐻🐻

Setelah tau cowok yang dia suka berciuman dengan cewek lain, Alrea berusaha keras untuk melupakan perasaannya. Bahkan, hampir semua akun dari cowok bernama Gavril itu dia unfollow dan dia bisu kan semua.

Sedang menikmati ke sendirian nya di kamar, suara ketukan pintu membuat Alrea beranjak. Melihat sang mama yang menjulurkan totebag berwarna coklat entah berisikan apa.

"Nanti malam kita ada acara makan keluarga, pakai gaunnya. Mama yang pilihin."

"Kalau Ale nggak ikut, boleh nggak ma?" tanya Alrea dengan wajah memelas.

"Kamu harus ikut, perintah langsung dari papa kamu," ucap Anita mengelus lengan sang anak lalu pergi dari hadapan putri sematawayangnya.

Random Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang