Pagi-pagi sekali, suara dering ponsel membuat seorang Axel Maven Pancakara mengumpat dalam tidurnya. Membuka mata pelan karena masih mengantuk, tangan Axel terulur mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas sebelah tempat tidur.
"Siang nanti, jam sepuluh an bawa calon kamu untuk ketemu eyang," titah Eyang Tari yang sukses membuat Axel membuka mata sepenuhnya.
"Axel masih ada kerjaan, eyang."
"Jangan banyak alasan Axel, libur sehari nggak bikin kamu bangkrut."
"Eyang... Sebenarnya Axel belum bisa bawa calon untuk eyang," jujur Axel pada akhirnya.
"Kalau begitu, pilihan eyang adalah jawaban mutlak sesuai kesepakatan. Malam nanti temui dia di restoran yang sudah eyang pesan."
"Eyang, beri Axel waktu....." tut.... Tutttt....
Panggilan diputus sepihak oleh Eyang Tari yang enggan mendengar alasan Axel lagi.
🐻🐻🐻
Saat dikantor, Axel sama sekali tidak bisa memfokuskan pikirannya pada berkas yang harus dia baca. Dia takut, seseorang yang dipilih oleh sang eyang tidak sesuai dengan apa yang Axel harapkan.
Selain itu, sejak penawaran yang dia bicarakan bersama Ava. Gadis itu sedikit menjaga jarak dengannya. Bicara ketika perlu dan selebihnya diam jika tidak ada urusan kantor yang perlu dibahas.
Axel yang duduk di kursinya hanya dapat menatap Ava diam-diam. Hingga langkah kakinya membawa Axel untuk melangkah dan berhenti tepat didepan meja Ava.
"Ada yang bisa saya bantu, pak?" tanya Ava mengalihkan atensi nya yang semula fokus ke laptop berubah menatap Axel yang masih terdiam.
"Pak Axel?"
"Ah itu... Soal penawaran saya waktu itu..."
"Maaf, pak. Sekali lagi saya tidak bisa membantu," jawab Ava yang langsung paham arah pembicaraan itu.
"Ava saya mohon, saya akan lakuin apapun yang kamu mau."
"Maaf, sekali lagi Pak Axel."
"Kamu punya pacar? Atau tunangan?" tanya Axel tiba-tiba, salahkan saja dia yang lupa menanyakan itu dari awal dan justru mendesak Ava untuk menyetujui tawarannya tanpa memikirkan perasaan gadis itu.
Ava yang menatap Axel seolah memberikan jawaban bahwa benar, gadis itu memiliki seseorang yang harus dia jaga.
"Maaf menempatkan mu dalam pilihan sulit, Ava."
"Saya paham posisi pak Axel, maaf tidak bisa membantu."
🐻🐻🐻
Axel sudah siap dengan setelan jaz warna hitamnya. Berulang kali mengatur napas untuk menemui sang eyang yang mungkin sudah datang lebih dulu ke restoran yang mereka pesan.
Mengendarai mobil seorang diri, Axel sedikit memperlambat laju mobilnya sembari mempersiapkan diri bertemu seseorang yang dipilihkan Eyang Tari untuknya.
Kurang lebih setengah jam perjalanan yang dia tempuh, hingga mobil milik Axel sudah terparkir di depan restoran bintang lima yang menjadi pilihan Eyang Tari.
Dari dalam mobil, sekilas dapat Axel lihat seorang gadis mengenakan dress warna hitam sedang berjalan bergandengan dengan laki-laki yang dia kira usianya terpaut cukup jauh dengan gadis disebelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story
RomanceCerita random kategori (21+) paling panjang tiga chapter. ⛔AREA DEWASA 🔞⛔ [DILARANG PLAGIASI🚫] ⓒ2022, 12th August, Random Story by An.aja.