Dream Family

33K 283 3
                                    

Axel, laki-laki yang sudah berumur 26 tahun itu masih bergelut dengan berkas-berkas ditangannya. Mengabaikan jam yang sudah menunjukan pukul 12, melewatkan jam makan siangnya. Ah tidak, bahkan laki-laki itu melewatkan sarapan paginya yang sudah siap di meja makan sejak pukul 6 pagi tadi.

Terlalu fokus pada lembaran kertas yang berserakan di atas meja kerjanya. Axel tidak menyadari kehadiran seseorang yang sedang berdiri diambang pintu.

"Bukan cuma lupa sama eyang, ternyata kamu juga lupa hari, Axel."

"Eyang?" Axel menoleh terkejut mendapati sang Eyang berada di mansionnya.

"Ini Hari Minggu, kamu lebih peduli kertas mati itu daripada eyang?"

Perempuan yang sudah berumur hampir setengah abad itu, berjalan memasuki ruang kerja Axel dan memilih duduk di sofa dekat dengan jendela.

"Eyang harusnya istirahat,
kenapa nggak telepon Axel aja buat kerumah," Axel, bangkir dari duduknya menghampiri sang Eyang yang sedang menatapnya.

"Emang kamu masih ingat jalan pulang kerumah? Eyang kesepian Axel, kamu kalau nggak pulang ke mansion pasti nginep di kantor."

"Maafin Axel, beberapa hari ini tugas kantor lagi banyak banget," Axel memeluk eyang nya erat.

"Kamu ini bosnya, paling tidak suruh pegawai kamu buat ambil bagianmu."

"Eyang..."

"Kalau nggak mau eyang ganggu, cepat-cepat bawa calon biar bisa kasih cucu buat teman main eyang."

"Enggak semudah itu eyang," Axel, selalu mendengar permintaan eyang nya perihal cucu dan calon mantu, tapi memilih atau menikahi seseorang paling tidak harus didasari oleh cinta, dan Axel belum menemukan cintanya.

"Kalau begitu, eyang saja yang carikan kamu pendamping. Eyang paham selera kamu, dan eyang jamin kamu bakal suka," Eyang Tari tidak pernah menyerah untuk memperkenalkan pilihannya pada sang cucu meskipun selalu mendapat penolakan.

"Axel bisa cari sendiri."

"Dari dulu kamu selalu bicara begitu, cukup temui dia. Pilihan eyang dari dulu tidak pernah berubah, dia gadis baik dan eyang yakin bisa mengurus keluarga kalian nanti."

"Beri Axel waktu, aku akan bawa pilihan Axel sendiri."

"Eyang tidak masalah, satu bulan lagi eyang mau kamu bawa gadis pilihanmu. Kalau tidak, pilihan eyang adalah jawaban mutlak," ucap Eyang Tari beranjak dari duduknya meninggalkan Axel yang semakin pusing dengan permintaan eyang satu-satunya.

🐻🐻🐻

Sudah satu minggu sejak pertemuannya dengan Eyang Tari, tapi Axel sama sekali belum menentukan gadis mana yang harus dia kenalkan pada sang eyang.

"Muka lo kenapa sih?" tanya Bara, teman Axel sejak SMA.

"Pusing mikirin hidup."

Bara yang mendengar penuturan Axel tertawa begitu keras, membuat pengunjung cafe tempat mereka bertemu menatap keduanya dengan tatapan sulit diartikan.

"Seorang Axel, mikirin hidup? Come on man, hidup kayak gimana lagi yang mau lo raih? Mau lo rebahan satu tahun di rumah juga harta lo nggak bakal abis."

"Sekretaris kantor gue tiba-tiba resign, ditambah eyang terus ngedesak gue buat cepat-cepat nikah. Parahnya, dalam tiga minggu kedepan gue harus bawa calon buat ketemu eyang."

Ayolah, siapa yang tidak mengenal CEO tampan penerus perusahaan Nex Grup. Selain bergerak dibidang media dan broathcasting, Nex Grup juga mendirikan agency untuk menaungi beberapa artis dan model yang sukses di bidangnya.

Random Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang