XOXO

13.6K 242 4
                                    

Sona terlalu malas untuk mengikuti perkuliahan kali ini, ditambah dosen didepannya begitu membosankan. Membuat kantuknya semakin bertambah hingga dia tanpa sadar terlelap.

Merasakan pukulan pada lengannya berkali-kali Sona menatap Jessy yang tampak aneh dari tatapan matanya.

"Apa sih, ganggu gue tidur tau nggak. Ini gara-gara lo yaa gue nggak tidur semalam," ucap Sona dengan nada kecil namun penuh penekanan.

"Lihat depan," pinta Jessy karena aura kelasnya mendadak dingin karena tidak ada suara sedikitpun yang terdengar.

"Sudah selesai mimpinya, Sona? Mana tugas kamu, cepat kumpulkan?" interupsi dosen tampan yang sialnya sangat menyebalkan bagi Sona.

"Tugas apa?" bisik Sona, bertanya pada Jessy yang ada disebelahnya namun justru menggelengkan kepala.

"Ayoo, kelas hampir selesai. Jangan buang-buang waktu saya hanya untuk nunggu kamu."

Sona berdiri, melangkah pelan menuju meja dosen didepannya. Seluruh tatapan mata tentu tertuju pada gadis itu. Setelah menundukkan kepala disepanjang jalan menuju dosennya berada, kini dapat Sona lihat manik mata hitam yang menatapnya begitu tajam setelah mendongakkan kepala.

"Anu, itu pak, saya nggak tau tugasnya apa," gebrakan meja membuat Sona terlonjak kaget, bukan hanya Sona tapi hampir seluruh teman-temannya kaget dengan suara yang ditimbulkan oleh dosen mereka.

Dosen tampan yang mengampu mata kuliah management business itu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kelas lalu terhenti pada seorang gadis yang kembali menunduk berdiri disampingnya.

"Untuk tugas mata kuliah saya, buat projek bisnis kratif terdiri dari lima orang dalam satu kelompok dikumpulkan dua bulan lagi, dan untuk kamu," Sona mendongak, saling adu pandang dengan dosen didepannya.

"Saya mau kamu kerjakan tugas itu secara mandiri, dikumpulkan paling lambat satu bulan lagi. Untuk kalian, jangan ada yang berani bantu dia kalau nggak mau mengulang tahun depan!" tegas sang dosen, mengambil tas dan jaz yang sempat dia lepaskan lalu beranjak meninggalkan kelas bersamaan dengan bel tanda kelas berakhir.

Jessy langsung berlari menghampiri Sona setelah melihat dosen tampan itu keluar dari kelas.

"Na, lo nggak apa-apa?" tanya Jessy menepuk bahu Sona yang tampak diam ditempatnya.

"Shitt!! Tuh dosen benar-benar iiiiihhkkkk!!! Pengen gue cekek lehernya," gereget Sona setelah kesadaranya kembali.

"Gausah sok-sokan deh, tadi aja lo diem doang pas ada Pak Rafael," jawab Jessy.

🐻🐻🐻

Rafael baru saja tiba dikantor yang dia kelola 2 dua tahun lalu sejak kematian sang ayah, sudah menjadi rutinitasnya selesai dengan urusan kampus, laki-laki itu akan melanjutkan pekerjaannya di kantor.

Dengan wajah berseri juga senyum yang terpatri, dapat dilihat jika mood laki-laki itu sedang dalam kondisi yang sangat baik. Membuat sahabat sekaligus sekretaris pribadi Rafael mengernyitkan dahi bingung.

"Sadar Raf, Tante Maya masih mau cucu dari lo. Jangan gila dulu," ucap Daniel membuat Rafael melemparkan bolpoin yang ada ditangannya. Daniel adalah orang kepercayaan Rafael, jika laki-laki itu berhalangan hadir pada acara penting atau meeting dengan client maka Daniel lah yang akan menggantikannya.

"Meeting tadi gimana? Geo corp berani taruh saham berapa?"

"Mundur, mana mau dia lawan lo yang lebih gede sahamnya. Udah jelas Mega company bakal milih lo," jelas Daniel sembari memberikan berkas yang perlu ditandatangani oleh Rafael.

Random Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang