Part 28 : 119

1.6K 247 58
                                    

Seharusnya hari itu menjadi hari yang cerah saat langit terbebas dari kumpulan awan mendung yang siap menurunkan hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharusnya hari itu menjadi hari yang cerah saat langit terbebas dari kumpulan awan mendung yang siap menurunkan hujan. Sinar matahari begitu terik hingga rasanya akan membakar kulit, pun orang-orang yang tergelatak tanpa hembusan nafas.

Sedang sosok tinggi berbalut pakaian formal rapi tengah memutar revolver yang baru saja bekerja keras untuk menjadikan mereka tertidur di atas marmer dingin.

Seputung rokok bertengger apik di bibir Watanabe Haruto. Manik elangnya terlihat menatap ke depan dengan wajah angkuh nan dingin yang begitu kental. Sedang beberapa orang berpakaian hitam tengah menundukkan kepala dalam-dalam.

Satu-satu dari jejeran mereka perlahan roboh akibat kehilangan nyawa. Kemungkinan besar mereka akan bernasib sama jika amarah sang pimpinan tak kunjung padam.

Sosok Watanabe Haruto bukan seorang pimpinan dengan kekejaman level tinggi yang mengirim bawahannya ke persidangan sang pencipta tanpa alasan jelas. Juga bukan seseorang yang mudah dipancing emosinya. Meski begitu Haruto tidak akan meledak seperti bom nuklir kala tengah di serbu kemarahan.

Haruto lebih banyak diam secara verbal, namun bergerak dengan aksi yang membuat orang-orang ketakutan.

Orang-orang yang telah tergeletak di lantai adalah contoh dari kemarahan sang pimpinan kedua.

"Pembocoran dokumen yang terjadi menyebabkan beberapa rencana kerja kita harus dibatalkan. Gudang narkotika juga diketahui lokasinya oleh pesaing. Kemungkinan kebakaran yang terjadi di kasino juga menimpa gudang kita sangat tinggi karena beberapa hari lalu beberapa orang mencurigakan terlihat berada di sekitar sana." Asahi selaku sang tangan kanan menjelaskan rinci masalah yang terjadi pada Haruto.

"Kita harus memindahkan gudang 9 ke gudang lain untuk mewaspadai tindakan lainnya yang tidak terduga." Jeda. "Sejauh ini hanya gudang 9 yang harus di waspadai."

Dor!

Satu lagi sosok lain turut berjejer bersama teman-temannya yang telah memeluk marmer dingin dengan genangan cairan merah kental.

"Jika aku harus memindahkan barang-barang yang ada di gudang 9, lalu apa gunanya aku membayar kalian." Senyuman tertarik apik di satu sudut. Rokoknya dibuang ke sembarang arah dengan manik yang menatap bawahannya.

Haruto lantas berdiri. Melangkahi beberapa tubuh dari orang-orang yang dipekerjakan untuk menjaga bangunan yang telah hangus terbakar. Hanya bersisa abu, dan rencananya Haruto akan berbaik hati membuat mereka berakhir sama seperti bangunan tersebut.

"Haruto, beberapa investor juga memutuskan untuk membatalkan proyek kerja sama karena adanya masalah internal dalam kantor kita ini. Sabotase pada dokumen dianggap sebagai kelalaian sistem keamanan dan dikhawatirkan akan menyebabkan kerugian di masa depan." Sembari mengikuti langkah lebar Haruto, Asahi menjelaskan kembali dengan tangan yang memegang iPad yang menampilkan tiap rinci permasalahan yang terjadi secara beruntun.

119 [Hajeongwoo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang