Jeongwoo membeku, di depan matanya saat ini telah berada sosok Haruto. Namun sayangnya pria kelahiran Jepang itu telah rubuh di atas lantai marmer yang berkilau. Bersama dengan genangan cairan merah pekat yang mengelilingi tubuhnya.
Pada saat itu, Jeongwoo tidak mampu untuk sekedar bersuara. Bahkan nafasnya tercekat hingga menimbulkan sesak yang luar biasa. Lantas kedua kakinya lemah hanya untuk sekedar menopang berat tubuhnya sendiri.
Jeongwoo terduduk lemas di sisi tubuh kaku Haruto. Wajah yang semula sangat tegas telah berubah pucat. Tidak ada tatapan sekelam malam atau setajam elang yang biasanya akan menyorot padanya.
Sepasang manik arang itu telah tertutup kelopak mata yang tidak akan pernah terbuka lagi.
Dengan tangan gemetar, Jeongwoo menyentuh wajah itu. Masih memproses semuanya dan menolak fakta yang disuguhkan di depannya. Jeongwoo tidak ingin percaya akan apa yang matanya lihat saat ini.
"Ha—haruto.. " Suaranya mengalun lirih. Memanggil nama pria yang secara lancang telah mengisi ruang istimewa di hatinya.
Dadanya kian sesak saat panggilan demi panggilan yang disuarakan tidak kunjung mendapat balasan. Haruto hanya diam. Maniknya setia menutup dengan genangan darah yang telah mengotori pakaian yang Jeongwoo kenakan.
"Haruto bangun!" Jeongwoo tidak lagi sabar. Tangannya memberi pukulan-pukulan pelan pada pipi Haruto.
Haruto tak kunjung membuka mata.
"Haruto jangan seperti ini! Bangun! Aku takut!" Hingga akhirnya Jeongwoo menggila. Tangannya menarik-narik kerah baju Haruto. Mengguncang raga kosong itu dengan harapan yang mulai memudar.
Jeongwoo lantas terdiam. Membeku menatap wajah pucat itu. Kemudian menjatuhkan dirinya untuk memeluk tubuh yang semula menjadi benteng paling kokoh untuk Jeongwoo. Menangis meraung dengan sisa tenaganya. Begitu membenci bagaimana semesta memberi jalan takdir yang sangat buruk untuk dirinya yang malang.
"Ini semua karena ku, Haru.. "
"Benar! Kematian ini disebabkan olehmu Park Jeongwoo!" Tepat setelah suara itu terdengar, Jeongwoo mendongak.
Ada Yoshi yang berdiri menjulang di hadapannya. Pria itu penuh dengan rasa bangga hingga mengukir senyum kemenangan di wajahnya yang terpahat tampan.
"Watanabe Haruto lenyap karena mu. Ingat Jeongwoo! Karenamu!" Kemudian tertawa terbahak bak iblis.
Entah kapan, para pengikutnya turut datang untuk menertawakannya yang kini kembali menenggelamkan diri pada tubuh kaku Haruto. Jeongwoo menutup kedua telinganya.
"Hentikan!" Berteriak agar suara tawa itu berhenti, namun semuanya sia-sia. Mereka iblis, bahkan jika Jeongwoo menangis darah dan memohon hingga berbuih, mereka tidak akan dengar.
"Seperti janjiku, setelah ini kita akan bersenang-senang. Bawa dia!" Perintah itu mutlak. Kini tubuh Jeongwoo telah ditarik paksa untuk mengikuti langkah Yoshi.
KAMU SEDANG MEMBACA
119 [Hajeongwoo] ✔
Mistero / ThrillerPertemuan ini dilandaskan oleh sebuah kebetulan. Yang mungkin sebuah kebetulan buatan. [BxB] ©treasure_cs [ : #3 in Mashiho •070322] [ : #1 in 04 •100422] [ : #1 in Haruwoo •150622] [ : #2 in Asahi •131222]