Suara gemericik air secara samar masuk kedalam gendang telinga. Serbuan rasa sakit di kepala menyerang begitu saja kala kelopak matanya dibuka secara perlahan.
Suasana sunyi menjadi penyambut kala maniknya telah dengan sempurna berfungsi kembali. Bau khas obat menyapa indra penciuman.
Park Jeongwoo baru menyadari kondisi dan tempatnya saat ini kala tangan yang tertancap infus terlihat dalam jarak pandang. Detik jam dinding mengisi kekosongan bersama suara gemericik air yang hilang di hitungan detik berikutnya.
Tak berselang lama, sosok tinggi dengan tetesan air yang jatuh dari rambutnya yang basah muncul dari balik tembok. Menatapnya terkejut bahkan sempat menghentikan langkahnya untuk sedetik.
"Jeongwoo bangun?" Pertanyaan yang tidak lagi membutuhkan jawaban tersebut keluar sembari tungkai kakinya melangkah mendekat.
Jeongwoo masih bungkam bersama memori-memori peristiwa yang membawanya datang ke tempat ini dan terbaring di ranjang pesakitan.
Tangannya gemetar secara spontan, serangan panik datang hingga Jeongwoo merasa sesak kembali. Jelas tanda-tanda tersebut membuat sosok lain di ruangan rawat Jeongwoo cemas.
"Jeongwoo, tenanglah." Suaranya dibuat selembut dan setenang mungkin. Jemarinya menautkan diri dengan jemari milik Jeongwoo yang tak membalas genggaman tangan dari yang lebih tua.
"Aku disini, Jeongwoo aman." Suaranya kembali mengudara bebas. Berusaha meyakinkan.
Meski hanya berupa kata, namun afeksi yang diberikan nyatanya mampu menenangkan Jeongwoo yang perlahan mampu bernafas dengan benar. Tautan tangan yang awalnya tak terjalin sempurna kini telah bertaut baik kala balasan dari Jeongwoo didapat.
Genggaman mengerat. Jeongwoo berusaha menyuarakan isi hati bahwa saat ini dirinya tidak ingin ditinggalkan sendirian oleh sosok Watanabe Haruto yang setia berdiri di sampingnya.
"Semuanya akan membaik." Haruto berbisik sebelum menampilkan sebuah senyum yang meneduhkan.
Lalu sebuah kecupan di kening menjadi penghantar rasa. Jeongwoo yang menerima bubuhan kecupan dari Haruto hanya mampu memejamkan mata dengan degup jantung yang berdetak cepat.
Ketakutannya menguap hilang kala pandangannya mampu menangkap Haruto disekitar. Rasa aman yang Haruto berikan padanya cukup membuat serangan panik yang sempat timbul perlahan pergi.
"Akan ku panggil dokter untuk memeriksa keadaan Jeongwoo." Jeongwoo mengangguk lemah. Membiarkan tautan jemari mereka terlepas kala Haruto menarik kembali tangannya.
Setidaknya hari ini ia masih dapat melihat dunia. Untuk sementara, Jeongwoo akan melupakan peristiwa buruk tersebut hingga kondisinya membaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
119 [Hajeongwoo] ✔
غموض / إثارةPertemuan ini dilandaskan oleh sebuah kebetulan. Yang mungkin sebuah kebetulan buatan. [BxB] ©treasure_cs [ : #3 in Mashiho •070322] [ : #1 in 04 •100422] [ : #1 in Haruwoo •150622] [ : #2 in Asahi •131222]