Part 16 : 119

2.1K 370 62
                                    

Malam dengan penyatuan suara ketukan dari dalam kamar mandi adalah salah satu yang terburuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam dengan penyatuan suara ketukan dari dalam kamar mandi adalah salah satu yang terburuk. Jeongwoo bahkan tidak dapat mengontrol diri hingga berakhir menubruk tubuh Haruto yang ternyata berdiri tepat di depan kamarnya.

Jeongwoo akan menyebutnya sebagai kebetulan yang sangat tepat. Kehadiran Haruto setidaknya membawa rasa aman untuk Jeongwoo saat ini.

Mengenai alasan Haruto yang secara tiba-tiba berada di depan kamarnya, karena alasan itu Jeongwoo berdiri pula di sisi Haruto saat ini. Menatap kearah seseorang yang tergeletak dengan kepala di hiasi cairan merah kental.

Tetangga unit apartemen Haruto yang dulu sempat membantu Jeongwoo, dengan tragis di temukan telah menghembuskan nafas terakhir setelah sebelumnya melompat dari lantai gedung tempatnya tinggal.

Polisi telah tiba, mengevakuasi tempat kejadian serta korban yang kini dibawa menuju rumah sakit untuk di otopsi. Satu persatu dari mereka yang awalnya menyaksikan kini kembali, Haruto dan Jeongwoo tidak menjadi pengecualian.

"Terima kasih." Memecah keheningan, Jeongwoo dengan ragu menatap manik arang Haruto yang kini memaku wajahnya sebagai pusat perhatian penuh.

"Untuk apa?" Mengulas senyuman, Haruto mengeratkan genggaman tangannya pada jemari Jeongwoo yang menautkan diri dengan suka rela.

"Karena telah datang di waktu yang tepat." Jeongwoo merasa konyol dengan ucapannya saat ini. Berharap dapat menarik kembali kata-kata yang keluar hanya karena gugup melanda.

"Aku mendenger suara seseorang berteriak. Kupikir itu Jeongwoo jadi aku bergegas menghampiri. Syukurlah itu bukan Jeongwoo." Jeongwoo mengangguk, menggigit bibir nya dengan bola mata menari ke sana kemari.

"Jeongwoo mau ku temani tidur?" Pertanyaan itu, Jeongwoo berencana untuk menanyakan soal itu,  hanya saja bibirnya seolah membeku setiap kali nyalinya terkumpul.

Maka sebagai balasan, Jeongwoo mengangguk dengan kepala menunduk. Menyembunyikan semburat merah di pipinya yang timbul tanpa di minta.

Kekehan terdengar. Sumbernya adalah pria Watanabe yang kini membiarkan tangannya menjulur untuk mengusap puncak kepala sosok di depannya.

"Ayo kembali tidur."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
119 [Hajeongwoo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang