Taman Kanak-Kanak

545 105 47
                                    

"Rok Soo, pakai pakaian hangat!!" Sebuah teriakan datang dari anak kecil berambut merah.

"Pakai juga topi dan hotpack ini!" Anak lain dengan warna rambut yang sama ikut berseru.

Di tengah keduanya, Kim Rok Soo menatap mereka sangsi. Kedua saudaranya ingin dia terbakar? Ini musim semi, yang ada dia kepanasan memakai pakaian hangat, topi, dan hotpack.

"Udara masih dingin, Rok Soo!"

"Benar yang dikatakan hyung, hyung-nim! Ini semua untuk kebaikanmu!"

Rok Soo mengerutkan keningnya. "Jangan membaca pikiranku." Hanya aku yang boleh, batinnya, yang lagi-lagi terbaca.

Kim Dae Soo memberikan seringai penuh ejekan. Aigoo, dongsaengnya yang satu ini sangat egois. Dengan gemas, tangan buntalnya mengacak rambut Rok Soo yang sudah ditata dan diikat rapi oleh Hyun Soo.

"Hyung bajingan! Apa yang kau lakukan pada mahakaryaku?!" Kim Hyun Soo mendelik ganas ke kakak tertuanya.

Berani-beraninya hyung idiotnya ini merusak mahakarya yang dua jam dibuatnya! Mencari keributan!

Dae Soo yang memang bersumbu pendek pada siapapun kecuali Rok Soo, balas menatap tak suka. "Jangan terlalu alay, bocah. Mahakarya apanya, jelek. Rok Soo bahkan tidak peduli dengan itu!"

Hyun Soo merasa tertohok, bajingan berusia seabad ini berani meremehkan mahakaryanya.. Tak! Tali kesabaran Hyun Soo segera terputus.

"Ayo kita duel!"

"Ayo!"

"Yang kalah mendapat camilan dan kesempatan memonopoli Rok Soo-hyungnim!"

"Hah! Tentu saja! Dan kupastikan kau akan kalah!"

Melihat keduanya kembali bertengkar, Rok Soo menghela napas frustasi. Mengapa hidupnya menjadi begini? Bukannya tenang, malah menjadi bahan taruhan dua orang yang kini adalah saudaranya.

Huh. Ngomong-ngomong, mereka ada di taman kanak-kanak Roan. Tidak ada yang melihat keanehan kedua saudaranya kan? Rok Soo akan malu berat jika ada.

"Rok Soo-nim." Hans berjalan ke arah mereka, tampaknya pria itu telah menyelesaikan semua urusan pendaftaran taman kanak-kanak.

"Hans, sudah boleh masuk kelas?" Dengan tampang anak kecil polos Rok Soo bertanya.

Hans mengangguk, "Anda, Dae Soo-nim, dan Hyun Soo-nim bisa masuk sekarang. Saya akan mengantar sampai kelas." Jelasnya.

Rok Soo balas mengangguk. Berpikir sejenak, dia segera berjalan ke sisi dua orang yang masih bercekcok ria.

Tanpa dosa, Rok Soo menarik telinga keduanya. Dalam hati memaki-maki berapa susah menarik dua orang yang berat badannya jelas-jelas jauh di atasnya.

'Kalian makan apa hingga seberat ini?'-Rok Soo

'Steak, pasta, kue, apapun yang dibuat koki'-Dae Soo

'Aku makan-makanan yang sama hyung-nim!'-Hyun Soo

'Lalu, kenapa kalian berat sekali Padahal kita makan sesuatu yang sama!'-Rok Soo

'No coment'-Dae Soo

'Itu misteri..hyung-nim akan tetap yang paling kurus meski sudah makan banyak'-Hyun Soo

Begitulah kira-kira percakapan batin mereka sepanjang perjalanan mengekor dibelakang Hans yang diam-diam tersenyum melihat para tuan mudanya. Mereka bertiga terlihat sangat imut!, pekik hatinya. Tidak kuat dengan keimutan tiga rambut merah.

Beberapa saat berjalan--mereka menolak digendong oleh Hans atau para bodyguard--akhirnya mereka sampai di depan pintu bergambar naga nila dan bunga matahari dengan sebuah papan bertuliskan 'Sunflower Class'. Hans mengetuk pintu beberapa kali hingga seorang wanita membuka pintu.

Three Red Haired In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang