11. Pertandingan bola

480 71 0
                                    

Note: Author Insert
•••

Sore ini, lapangan sepak bola sangat ramai dengan banyak orang yang berkumpul bersama untuk menyaksikan pertandingan antar dua sekolah.

Faktanya, pertandingan ini bukan diadakan oleh pihak sekolah. Pertandingan ini hanya diadakan karena pertengkaran anak-anak yang berujung saling membuktikan kehebatan sekolahnya masing-masing.

Dan ketiga kakakmu hanya terseret arus karena salah satu dari anak yang bertengkar berteman dengan Blaze. Anak itu meminta bantuan Blaze, dan dari Blaze-lah, Solar juga Thorn diikutsertakan dalam pertandingan yang tidak ada gunanya ini.

Di antara penonton, kau melihat sosok kakak kelimamu, Ice, yang tampaknya hampir mencair di bawah panasnya matahari. Aneh, padahal waktu menunjukan sore hari, tapi langit sangat cerah hingga mampu melelehkan patung es ini.

"Kak Ice!" panggilmu seraya mengambil tempat duduk di samping kakakmu.

Ice tidak merespon. Ia sudah lelah menghadapi suhu panas di luar ruangan dan tidak ingin membuang tenaga untuk menyapa.

Kau sangat memahami kakakmu ini. Untungnya, kau telah membeli sekantong minuman dingin dengan banyak es batu di dalamnya. "Nih, Kak. Jangan mencair, nanti susah dibekukan."

Ice menerima kantong es itu. Alih-alih meminumnya, ia meletakkannya plastiknya di pipi. Melihat ini, kau hanya bisa geleng-geleng kepala.

Pertandingan dimulai dengan masuknya para pemain. Beberapa orang dari sekolahmu terlihat cukup akrab diingatanmu, terutama ketika ketiga kakakmu muncul di lapangan dengan senyum dan lambaian tangan. Sontak semua penonton perempuan yang memang mengincar ketampanan anak laki-laki bersorak gembira, membuat suara yang menghebohkan seisi lapangan.

"Demi celana kotak spons kuning, kenapa reaksi mereka berlebihan sekali sih? Apa bagusnya tiga orang itu?" gerutumu sambil menutup telinga karena suara yang sangat berisik. Kau benar-benar heran melihat reaksi orang-orang di sekitar, bertanya-tanya apa yang dilakukan ketiga kakakmu sehingga semua orang sangat heboh hanya karena mereka tersenyum dan melambaikan tangan.

"Kamu tidak mengerti." Di sampingmu, aku mencoba menjelaskan tanpa berhenti menulis cerita. "Inilah yang disebut the power of terlalu tampan."

" ... Arbi, mending kamu juga diem deh."

Setelah pengenalan semua anggota tim, pertandingan sepak bola pun dimulai.

Masing-masing tim berusaha mencetak gol untuk memenangkan pertandingan ... juga untuk membuktikan kehebatan sekolah mereka. Terutama Blaze, yang memang sudah sejak kecil sangat baik dalam urusan fisik, sehingga daya tahannya lebih kuat daripada orang lain.

Awalnya, kau mengira pemenang pertandingan ini sudah ditentukan sejak awal. Selama ada Blaze di sana, maka timnya akan menang.

Tapi, memang benar kata-kata anime. Tidak ada hal yang pasti dalam pertandingan, sesuatu yang tak terduga bisa saja muncul.

Dan ... kata-kata itu menjadi kenyataan. Karena ... Solar mengalami kecelakaan.

Tim lawan―entah sengaja atau tidak―menendang tulang kering Solar, membuatnya jatuh kesakitan seraya memegang kakinya. Melihat ini, tanpa sadar kau berdiri dan bergegas ke lapangan.

"Solar!"

Bukan hanya kau, juga Blaze, Thorn, bahkan Ice yang sangat malas bergerak ikut memasuki lapangan.

"Ada anggota PMR di sini?!" panggil Blaze ke sekeliling. Beberapa penonton segera berdiri dan mendatangi lokasi. Mereka dengan cepat menangani Solar dan membawanya ke tepi lapangan.

Dengan kata lain, Solar tidak bisa lagi bermain. Dan itu artinya, tim kekurangan satu orang.

" ... Masukkan pemain pengganti." Untungnya, Blaze sudah mengantisipasi kejadian tak terduga seperti ini. Ia telah menyiapkan pemain pengganti, walau awalnya ia pikir tidak akan digunakan.

Kau menemani Solar dalam pengobatan darurat di pinggir lapangan bersama Ice.

"Tidak apa-apa. Hanya nyeri saja, 'bentar lagi juga bakal sembuh. Tapi, efeknya dia akan sulit berjalan untuk beberapa saat," jelas anggota PMR setelah mengusap salep pada bagian kaki yang tampak lebam.

Kau mengucapkan, "terimakasih," kemudian membantu Solar untuk duduk. Di sisi lain, Ice menyerahkan kantong minuman yang es batunya sudah mencair.

Solar mengambil waktu sejenak untuk menghilangkan dahaga sebelum berkata, "Inilah alasan aku benci sepak bola. Aku lebih suka main catur; lebih baik lelah karena memikirkan strategi ketimbang lelah karena berlari mengejar bola."

Ice mengangguk setuju dengan kalimat itu.

Kau tertawa kecil mendengarnya. "Terus kenapa kamu ikut?"

"Biasa. Dipaksa Kak Blaze."

Akhirnya, sisa waktu kau habiskan dengan duduk di pinggir lapangan bersama kedua kakakmu.

Seperti yang diharapkan, tim dari sekolahmu menang.

Blaze mengangkat ujung kaosnya untuk mengusap keringat di sudut wajahnya, sementara Thorn melepas topinya untuk dikibaskan ke wajahnya sebagai kipas tangan. Mereka berdua datang mendekat dengan senyum kemenangan.

"Kita menang!"

Kalian, serta semua penonton, bertepuk tangan atas keberhasilan mereka.

•••
Fakta delapan bersaudara:
Dalam pemungutan suara 'siapa yang paling keren' di sekolah, Thor di peringkat keempat, Blaze di peringkat ketiga, Ice diperingkat kedua, dan Solar diperingkat pertama.

My Dear Brothers || F/M! ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang